Keluarga Sultan Deli Bikin Istana Maimun Medan Mirip Pasar

Round Up

Keluarga Sultan Deli Bikin Istana Maimun Medan Mirip Pasar

Tim detikSumut - detikSumut
Jumat, 03 Mar 2023 07:00 WIB
Kondisi Istana Maimun Medan yang mirip pasar
Istana Maimun Medan (Nizar Aldi/detikSumut)
Medan -

Kondisi Istana Maimun Medan kini memperihatinkan. Bangunan cagar budaya itu saat ini lebih mirip pasar karena banyaknya pedagang yang berjualan di dalam.

Pengunjung yang datang ke Istana Maimun Medan mengeluhkan keberadaan pedagang. Pihak pengelola menyebut pedagang itu adalah keluarga dan keturunan Sultan Deli.

Pantauan detikSumut di Istana Maimun yang berada di Jalan Brigjend Katamso, Kamis (2/3/2023), pukul 11.15 WIB, banyak pengunjung yang mendatangi tempat bersejarah ini. Mulai dari pegawai salah satu BUMN, anak sekolah hingga warga biasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat memasuki tangga Istana Maimun, banyak didapatkan sepatu di sisi kira dan kanan tangga tersebut. Tepat di sisi kanan pintu masuk, ada pemusik yang memainkan irama lagu Melayu.

Kemudian setelah masuk ke dalam, banyak pedagang UMKM yang menjual suvenir seperti tanjak Melayu, baju, dan berbagai atribut lainnya. Selain itu banyak juga mainan anak-anak hingga ada yang berjualan minuman di dalamnya.

ADVERTISEMENT
Kondisi Istana Maimun Medan yang mirip pasarKondisi Istana Maimun Medan yang mirip pasar (Nizar Aldi/detikSumut)

Para pedagang tersebut berada di sisi kanan ketika masuk ke dalam Istana Maimun. Selain itu terdapat juga pedagang di sisi kiri hingga ke bagian belakang Istana Maimun.

Salah satu pengunjung bernama Yeni, mengaku terganggu dengan adanya jualan di dalam Istana Maimun. Ia mengatakan merasa seperti di Pajak Sentral atau Pusat Pasar Kota Medan.

"Ini (yang jualan) sebenarnya mengganggu itu jadi nggak nampak, udah kayak berada di dalam apa kita ini, dalam pajak sentral," kata Yeni saat ditemui detikSumut di Istana Maimun, Kamis (2/3/2023).

Menurutnya suasana Istana Maimun ini seharusnya seperti di berada di museum dan menikmati peninggalan Kesultanan Deli tersebut. Meskipun secara ornamen masih ada, namun Yeni menilai suasana di dalam Istana Maimun lebih mirip pasar.

"Harusnya kan dia seperti museum seharusnya, jadi budaya-budaya dari Kerajaan Deli itu masih ada, memang iya dari segi manik-manik dan sebagainya masih ada lah Deli nya, tapi itu udah berbaur kek di pajak-pajak," ujarnya.

Yeni menuturkan jika memang jualan suvenir seharusnya dilakukan di luar Istana Maimun atau di halamannya. Sehingga tidak menutupi beberapa sisi Istana Maimun.

"Kalau pun mau buka stan pun ya di luar, bukan di dalam, karena nggak nampak dia, itu ditutupin sama jualannya, ini pun kalau kita foto kan nampak belakangnya (jualan)," ucapnya.

Pengelola Sulit Tertibkan Pedagang di Istana Maimun Medan. Baca Halaman Selanjutnya...

Salah satu pengelola Istana Maimun Medan, Rafsyanjani, tak mengamini keluhan pengunjung. Dia menyebut pedagang di sana adalah bagian dari keluarga Sultan Deli.

"Kalau pendapat saya sendiri, saya juga keturunan, saya juga pengelola di sini saya tidak bisa berkata apa-apa karena semua juga keluarga saya juga," katanya.

Karena keluarga Kesultanan Deli, Rafsyanjani mengakui sulit menertibkan pedagang itu. Padahal menurutnya, dengan dipindahkannya tempat jualan tersebut, pengunjung lebih bisa menikmati Istana Maimun.

"Sebenarnya ini sudah ada yang ingin dibikin di luar, ibaratnya dirapikan lah gitu supaya ini (Istana Maimun) bisa dieksplor para tamu, tapi karena mereka keluarga mereka merasa ahli waris juga, alasannya kita tahu mencari rezeki," sebutnya.

"Jadi kita akhirnya, ya sudah kita kasih tempat dan mereka berjualan, yang penting sesuai dengan aturan jualan yang ada," imbuhnya.

Rafsyanjani mengungkapkan, banyak juga tamu menanyakan perihal adanya jualan di dalam Istana Maimun. Saat itu, ia hanya menuturkan mereka adalah keluarga Kesultanan Deli.

"Banyak juga para tamu yang ngomong, 'bang ini kok ada yang jualan?', ya saya sebagai keluarga (Kesultanan Deli) dan pengelola hanya bisa bilang ini keluarga bu, tidak bisa diapa-apain," ungkapnya.

Rafsyanjani menuturkan dia bukan mau menjelekkan keluarganya. Hanya saja begitulah fakta yang terjadi menurutnya dan ternyata jumlah keluarga yang berjualan juga dibatasi.

"Sebenarnya memang mau dibikin berjualan di bawah, ya tetapi maaf cakap tidak mau menjelekkan keluarga sendiri, saya keluarga juga, kata mereka, dari tahun ke tahun kita batasi, tidak semua keluarga juga bisa berjualan di sini," tuturnya.

Selain itu, ia menjelaskan bahwa ada beberapa ruangan yang tidak bisa dikunjungi oleh wisatawan akibat adanya jualan tersebut. Seperti ruangan pengawal hingga ruang istirahat sultan.

"Sebenarnya mau merubah struktur ruangan, jadi di sini ada ruang pengawal di kiri dan kanan, di belakang juga ada ruangan istirahat Sultan setelah tamu berkunjung, tetapi dikarenakan banyak yang berjualan, banyak pengunjung tidak tau fungsi ruangan tersebut," ujarnya.

Meskipun ada niatan untuk mengembalikan fungsinnya ke semula, Rafsyanjani mengaku tidak bisa memaksakannya. Sebab takut akan adanya pemberontakan.

"Kita mencoba merapikan tempat ini juga, namun karena keluarga tadi merasa dia ada hak di Istana Maimun, jadi kita tidak bisa menggesernya, karena sudah pasti mereka akan memberontak," tutupnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Heboh Oknum Polisi Palak Pemotor Wanita, Ini Kata Polrestabes Medan"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads