Terdapat sejumlah etnis yang mendiami Provinsi Sumatera Utara (Sumut), salah satunya etnis Pakpak. Masyarakat Pakpak mendiami wilayah yang saat ini menjadi Kabupaten Pakpak Bharat dan Dairi.
Setiap etnis biasanya memiliki pakaian adat yang menjadi identitas masing-masing, begitu juga dengan Pakpak. Dilansir dari website resmi Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat yang dikutip detikSumut, Minggu (11/12/2022), pakaian adat Pakpak menggambarkan keagungan yang penuh kesantunan.
"Busana budaya Pakpak (Pakaian Adat Pakpak) yang lazim digunakan kini oleh masyarakat Pakpak adalah busana kebanggaan yang menggambarkan keagungan, tetapi penuh kesantunan," demikian tertulis di website tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakaian adat Pakpak lebih didominasi oleh warna hitam dengan variasi warna putih dan merah. Ketiga warna tersebut biasanya disebut 'bennang sitellu rupa' atau benang tiga rupa.
Pakaian adat Pakpak biasanya digunakan dalam upacara-upacara adat atau kerja-kerja baik kerja njahat maupun kerja mbaik, bukan untuk sehari-hari. Seiring perkembangan zaman, terdapat modifikasi dalam pakaian adat Pakpak tersebut.
Berikut atribut yang Terdapat di Pakaian Adat Pakpak:
β’ Pakaian Adat Pakpak untuk Laki-laki
1. Baju Merapi-Api
Baju model melayu leher bulat berwarna hitam yang dibubuhi atau dihiasi dengan manik-manik (api-api). Jenis kain yang umum digunakan sejenis beludru namun belakangan lebih disesuaikan dengan model dan jenis kain terbaru. Ada beberapa variasi lain yang melekat dan pada leher dan ujung lengan terdapat warna merah putih.
2. Bulang-bulang
Bulang-bulang Adalah penutup kepala, sebuah lambang kehormatan dan kewibawaan, dibetuk sedemikian rupa dari bahan oles perbunga mbacang.
3. Celana Panjang
Celana panjang berwarna hitam, sama dengan kemeja pada ujungnya juga terdapat variasi warna merah dan putih. Ukurannya umumnya tidak sampai menyentuh ujung kaki melainkan berada pada posisi tanggung, seperti celana yang biasa digunakan oleh atil silat atau karate.
4. Sarung (Oles Sidosdos)
Celana panjang hitam kemudian ditutupi oleh oles sidosdos secara melingkar dengan ujung yang terbuka didepan.
5. Borgot
Kalung yang terbuat dari emas, baik emas murni atau perak dilapisi emas. Sangat tergantung pada kemampuan ekonomi pemilik atau penggunanya. Rangkaian emas yang diikat dengan benang Sitellu rupa dan diujungnya terdapat mata kalung bergambar kepala kerbau, rangkaiannya terdiri dari 32 keping.
6. Sabe-sabe
Oles Polang-polang atau pada pemakai yang punya keberadaan lebih tinggi oles Gobar, diletakkan pada bahu sebelah kanan terurai dari belakang hingga kedepan. Oles dilipat dan disesuaikan dengan corak oles.
7. Rempu Riar
Sejenis pisau yang dibungkus dengan sarung yang diliti atau dilapisi emas atau perak (riar=uang jaman dahulu). Diselipkan di pinggang melalui rante abak.
8. Rante Abak
Ikat pinggang dan dahulu terbuat dari perak, tetapi lazim pula menggunakan oles diikat untuk memperkuat posisi sarung oles sidosdos dan memperindah penampilan, serta menggambarkan pula kewibawaan dan keberadaan penggunanya.
9. Ucang
Anyaman daun pandan (legging) berbentuk tas dihiasi dengan manik-manik dengan tali terbuat dari kain berwarna merah. Bisa dilatakkan pada bahu sebelah kiri namun sesekali juga dipegang oleh pemakai.
10. Tongket
Tongkat yang sering juga dinamai tongket balekat, terbuat dari kayu berkwalitas tinggi, pada kepala dan batangnya terukir dengan gerga pakpak. Beberapa bukunya diikat dengan bahan emas, perak, atau loyang.
β’ Pakaian Adat Pakpak untuk Perempuan
1. Baju Merapi-Api
Baju model leher segitiga berwarna hitam yang dibubuhi atau dihiasi dengan manik-manik (api-api). Jenis kain yang umum digunakan sejenis beludru namun belakangan lebih disesuaikan dengan model dan jenis kain terbaru. Berebda dengan pria variasi warna merah putih tidak ditemukan, namun disekitar lengan atas terdapat manik-manik dengan gambar terlihat seperti kepala kerbau. Demikian juga pada ujung lengan. Kancing yang digunakan pada kemeja ini berbentuk bulat melingkat berlobang dengan ukuran jari-jari tiga centimeter.
2. Sarung (Oles Perdabaitak)
Hampir sama dengan laki-laki, oles perdabaitak dililit pada pinggang secara melingkar.
3. Saong
Tutup kepala yang dibentuk sedemikian rupa dengan oles silima takal. Pada perempuan muda dibentuk lonjong dengan sudut runcing ke belakang, dengan rambu yang terurai di dahi. Namun pada usia dewasa bentuknya lebih sederhana dengan rambu terurai kebelakang.
4. Leppa-Leppa
Kalung perempuan dengan bentuk dan bahan yang sama dengan laki-laki. Bedanya dengan pria barangkali karena tidak ata mata kalung sebagaimana yang terdapat pada borgot. Jumlah rangkainnya juga berbeda dan cenderung lebih pendek.
5. Rante Abak
Ikat pinggang dan dahulu terbuat dari perak, tetapi lazim pula menggunakan oles diikat untuk memperkuat posisi sarung oles sidosdos dan memperindah penampilan, serta menggambarkan pula kewibawaan dan keberadaan penggunanya.
6. Rabi Munduk
Sejenis pisau yang terbuat dari besi dengan ujung pisau melingkar kecil ke atas, gagangnya (sukul) terbuat dari jenis kayu berkualitas tinggi, berukir dan ujungnya dililiti emas atau perak.
7. Papuren
Sejenis sumpit dari rajutan atau anyaman daun pandan dilapisi dengan api-api (manik-manik). Sama dengan laki-laki sumpit ini juga bertali berwarna merah.
8. Culapah
Kotak kecil tempat tembakau dengan bahan yang terbuat dari emas, perak atau loyang berukir sesuai gerga atau ornamen Pakpak yang ada. Ukurannya lebih kurang 6 x 8 centimeter.
9. Kancing Emmas
Kancing bulat (berbentuk lingkaran) namun dengan lobang ditengah. Jari-jari lebih kurang 3-4 centimeter. Terbuat dari emas, perak atau logam yang dilapisi emas. Fungsinya sebagai hiasan, dan menutupi kancing sebenarnya. Artinya umumnya tidak berfungi sebagai kancing dalam artian yang sebenarnya, hanya merupakan aksesoris semata.
(afb/afb)