'Telok Abang' Tradisi Wong Palembang Sambut Kemeriahan 17 Agustus

Sumatera Selatan

'Telok Abang' Tradisi Wong Palembang Sambut Kemeriahan 17 Agustus

Prima Syahbana - detikSumut
Sabtu, 06 Agu 2022 13:40 WIB
Telok abang yang dijual di pinggir jalan.
Telok abang yang dijual di pinggir jalan. (Foto: Prima Syahbana/detikSumut)
Palembang -

Berbagai macam tradisi unik yang di lakukan masyarakat di Indonesia menyambut kemeriahan menjelang Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus. Di Palembang, Sumsel, ada satu tradisi unik menyambut 17 Agustus, namanya 'Telok Abang'. Seperti apa keseruan tradisi ini?

Telok Abang merupakan telur ayam yang diberi pewarna merah dengan dihiasi mainan pesawat terbang, kapal laut, truk, ampibi dan lain sebagainya, ditambah beberapa corak merah putih yang melambang bendera kebangsaan Indonesia.

Menjelang 17 Agustus, sudah tidak asing bagi warga kota pempek melihat pemandangan di sejumlah ruas jalan sudah berjejer para penjual 'telok abang' tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Telok abang yang dijual di pinggir jalan.Telok abang yang dijual di pinggir jalan. (Foto: Prima Syahbana/detikSumut)

Salah satunya di Jalan Merdeka, Bukit Kecil, Palembang. Di jalan protokol tempat beradanya kantor Wali Kota dan sejumlah instansi pemerintahan itu, sudah ramai pedagang telok abang yang mengais rezeki tahunan.

ADVERTISEMENT

Salah seorang warga, Husnaini mengatakan dirinya sangat antusias dengan adanya tradisi unik seperti ini. Dia mengaku pemandangan seperti sudah tidak asing setiap tahunnya menjelang HUT RI.

"Senang rasanya tahun ini bisa melihat lagi penjual 'telok abang' berjejer di pinggir jalan. Ini sudah jadi tradisi turun temurun, dan mudah-mudahan tradisi tetap selalu terjaga," ungkapnya ditemui detikSumut di seputaran Jalan Merdeka Palembang, Sabtu (6/8/2022).

Dia mengatakan, telok abang sendiri bisa dimakan seperti telur ayam yang biasanya. Hanya saja perbedaannya, telur yang dimasak dengan cara direbus air mendidih itu bagian luar kulitnya diberi pewarna sebagai daya tarik bagi anak-anak.

"Isinya itu telur rebus biasa, dan bisa dimakan, tidak ada bedanya dengan telur ayam lainnya. Cuma bedanya itu kulitnya itu saja di beri pewarna, warna merah. Biasanya anak-anak yang lihat pasti kepengen beli," katanya.

Telok abang yang dijual di pinggir jalan.Telok abang yang dijual di pinggir jalan. (Foto: Prima Syahbana/detikSumut)

Sementara, seorang penjual telok abang yang berdagang tepat di depan kantor Wali Kota Palembang, Aji Susanto menyebut, dirinya biasa mendapatkan omzet Rp 350 ribu - Rp 450 ribu per hari. Mendekati puncak perayaan 17 Agustus penjualan semakin meningkat karena warga yang antusias menyemarakkan kemerdekaan Indonesia.

"Kalau biasanya itu kami dapat Rp 350 ribu sampai Rp 400 ribu per harinya, tapi semakin mendekati 17, omzet juga semakin meningkat bisa sampai Rp 1 juta per hari," kata Aji.

Aji menjelaskan, telok abang tersebut juga dijual dengan harga bervariasi, misalnya motif pesawat terbang Rp 30 ribu, kapal laut Rp 50 ribu, truk Rp 40 ribu dan ampibi Rp 35 ribu.

Menurut Aji, Pemkot Palembang juga telah memberikan keringanan dan membolehkan mereka berdagang untuk menyemarakkan kemeriahan 17 Agustus. Kebijakan itu, katanya, dimulai sejak 1 Agustus hingga 17 Agustus saja.

"Pemerintah boleh kami jualan di sini untuk menyemarakkan 17 Agustus. Kami boleh berjualan di sini," jelas Aji.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads