Mengenal Tradisi Tabot, Ritual Sambut Tahun Baru Islam di Bengkulu

Bengkulu

Mengenal Tradisi Tabot, Ritual Sambut Tahun Baru Islam di Bengkulu

Hery Supandi - detikSumut
Sabtu, 30 Jul 2022 12:55 WIB
Ritual mengambik tanah (ambil tanah), salah satu ritual dalam rangkaian tradisi Tabot dalam menyambut dan merayakan tahun baru Islam di Bengkulu.
Ritual mengambik tanah (ambil tanah), salah satu ritual dalam rangkaian tradisi Tabot dalam menyambut dan merayakan tahun baru Islam di Bengkulu. (Foto: Hery Supandi/detikSumut)
Bengkulu -

Masyarakat Bengkulu memiliki satu tradisi khusus dalam menyambut dan merayakan Tahun Baru Islam atau bulan Muharram. Tradisi ini disebut Tabot.

Tradisi ini dibawa ke tanah Bengkulu oleh pekerja Islam Syiah dari kawasan India Selatan, salah satunya Bengali. Secara turun temurun, umat Islam keturunan India di Bengkulu melaksanakan ritual ini.

Tabot berasal dari kata Arab, Tabut yang artinya peti atau kotak kayu. Tradisi ini terus dilaksanakan untuk mengenang gugurnya cucu Nabi Muhammad, Husein bin Ali ketika ditawan oleh Yazid bin Muawiyah di Karbala, Irak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umat Islam India yang tinggal di Bengkulu menyebut komunitas mereka sebagai kerukunan keluarga Tabot. Mereka disebut sebagai keturunan Syeh Burhanudin atau biasa disebut Imam Senggolo, seorang ulama yang mengembangkan agama Islam di Bengkulu sekitar abad ke-17.

Ritual mengambik tanah (ambil tanah), salah satu ritual dalam rangkaian tradisi Tabot dalam menyambut dan merayakan tahun baru Islam di Bengkulu.Ritual mengambik tanah (ambil tanah), salah satu ritual dalam rangkaian tradisi Tabot dalam menyambut dan merayakan tahun baru Islam di Bengkulu. (Foto: Hery Supandi/detikSumut)

Tradisi ini sendiri terdiri dari berbagai macam rangkaian acara yang terus digelar mulai 1 Muharram hingga 10 Muharram setiap tahun.

ADVERTISEMENT

Ritual pertama yang dilakukan adalah upacara mengambik tanah (mengambil tanah). Tanah yang diambil harus dari tempat keramat dengan membawa sesajen. Dua tempat yang mereka yakini keramat adalah Pantai Nala dan Tapak Paderi yang biasa disebut keramat tabot. Dua keramat tabot ini biasa disebut dengan Tabot Imam dan Tabot Bangsal.

Sesajen yang disiapkan biasanya berisi bubur merah putih lima jenis campuran air, antara lain air jahe, air jeruk dan air cendana, serta tujuh lembar daun sirih dan tujuh batang rokok.

Tanah yang telah disiram dengan air sesajen kemudian diambil dan dibungkus dengan kain putih sebagai simbol kain kafan. Ritual ini memberi pesan bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Ritual ini digelar tiap 1 Muharram.

"Ambil tanah saat ini diikuti iringan tabuh dol, dilakukan pawai berjalan kaki menuju lokasi ritual ambil tanah," ungkap Ketua Kerukunan Tabot Bengkulu Syafril, Sabtu (30/7/2022).

Ritual ini kemudian akan diikuti dengan berbagai macam acara lainnya seperti duduk penja (mencuci jari), meradai, menjara, anak penja, gam, arak gendang hingga tabot tebuang. Puncaknya tradisi ini digelar pada 10 Muharram mendatang.

Di Indonesia perayaan Tabot hanya diperingati umat Islam di Bengkulu dan Sumatera Barat. Tabot yang artinya kotak berhias juga dipercaya sebagai simbol keranda cucu Nabi Muhammad, Husein bin Ali. Tabot kemudian dibuang dalam ritual Tabot Tebuang yang digelar di lokasi makam Imam Senggolo di Karabela, Kota Bengkulu.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads