Legenda Ikan Mas di Danau Toba dan Pesan Moralnya

Legenda Ikan Mas di Danau Toba dan Pesan Moralnya

Nizar Aldi - detikSumut
Minggu, 10 Jul 2022 15:03 WIB
Foto aerial Danau Toba dari kawasan wisata menara pandang Tele di Turpuk Limbong, Harian, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Minggu (21/2/2021). Wisata menara pandang tersebut menyajikan keindahan panorama Danau Toba hingga pegunungan Samosir dari atas ketinggian yang dapat dinikmati oleh wisatawan domestik maupun international. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Danau Tba (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)
Medan -

Secara mitologi, Danau Toba terbentuk dari kisah seorang pemuda dan seekor ikan mas. Fabel ini sangat melegenda di kalangan masyarakat, khususnya yang bermukim di sekitar Danau Toba saat ini.

Legenda tersebut mulanya dikisahkan, seorang pemuda sebatangkara, tinggal di sebuah hutan belantara. Pekerjaannya mengumpul makanan di hutan dan bertani sederhana. Pekerjaan itu dilakoninya setiap hari.

Suatu ketika, ketika sedang mencari makanan dan kayu bakar di hutan, dia bertemu dengan anak sungai. Dia melihat ada sekelompok ikan di dalam sungai tersebut yang tampak dari gelembung air di permukaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, pemuda tadi pulang dan membentuk bilah bambu menjadi alat penangkap ikan. Seketika setelah alat selesai, dia lalu pergi ke sungai dan menaruhnya di dalam sungai. Dia menaruh beras dalam gulungan kain di dalam bubu, kemudian pulang.

Besoknya, dia pergi melihat alat itu ke sungai, alangkah terkejutnya ketika alat penangkap ikan ditarik, di dalamnya ada ikan yg relatif besar berwarna keemasan.Dia pun pulang dan bermaksud memotong dan memasak ikan keemasan yang ditemukannya itu.

ADVERTISEMENT

Seketika hendak memotong, tiba-tiba, ikan mendadak berbicara. "Wahai pemuda, aku adalah jelmaan ikan emas di sungai. Jangan potong dan masak, melainkan taruhlah aku selama tiga hari di tempat tersembunyi".

Lalu ditaruhnya selama tiga hari dan benar berubah menjadi gadis, yang kelak menjadi istrinya. Suatu perjanjian dibuat agar kelak, jika punya anak, jangan sampai disebut anak ikan atau yang menyangkut rahasia asal asal-usulnya. Kalau tidak, maka akan ada malapetaka dahsyat terjadi, dan sang pemuda pun mengiyakan syarat tersebut.

Tidak berapa lama, mereka mempunyai anak laki-laki, anak tersebut tumbuh besar dengan tabiat buruk, tidak peduli, manja dan pemalas. Suatu hari, sang ibu menyuruh anak tersebut untuk menghantarkan makanan untuk ayahnya yang lagi bekerja di sawah. Akan tetapi, saat dalam perjalanan, bekal untuk ayahnya tersebut dihabiskannya tanpa sisa.

Sang ayah yang lapar berang karena dia sudah teramat lapar, amarahnya memuncak, "kurang ajar, tak tahu diuntung, dasar anak yang lahir dari ikan," kata sang ayah kepada anaknya.

Sang anak kemudian pulang dan mengadukan perbuatan ayahnya kepada sang ibu. Ibunya meratap pilu karena suaminya telah melanggar sumpah atau janjinya. Perlahan-lahan sisik keemasan mulai menutupi tubuhnya, begitu juga tubuh sang anak, mereka berdua merubah menjadi ikan.

Sang ayah menyadari kesalahannya dan kembali ke rumah, dia meraung dan meratap menyaksikan anak dan istrinya sudah berubah menjadi ikan. Namun, tangis dan semua penyesalannya tidak bisa merubah apa-apa, semua sudah terlanjur terjadi.

Guruh menggelegar, kilat menyambar, hujan lebat turun selama berhari-hari. Lama kelamaan menutupi tempat tinggal mereka yang ada di lembah, menjadi perairan yang luas. Kemudian si ayah menguburkan dirinya di tanah yang tidak terendam air. Kini terkenal perairan tersebut dikenal dengan nama Danau Toba dan tempat sang ayah menguburkan diri, adalah Pulau Samosir.

Pesan moral dalam kisah ini dapat dibaca di halaman berikutnya......

Dosen antropologi Universitas Negeri Medan (Unimed), Erond L Damanik mengatakan, legenda tersebut merupakan alat sosial untuk menjaga etika dan norma dalam kehidupan. Ketika sebuah perjanjian dilanggar, maka akan muncul penderitaan dan penyesalan.

"Cerita ini hanyalah alat sosial untuk menjaga etika dan norma kepada seorang ibu, seorang gadis mau menjadi istri, dan tidak boleh mengingkari perjanjian yang telah dibuat. Ketika perjanjian dilanggar, musibah pun muncul penderitaan dan penyesalan," kata Erond L Damanik kepada detikSumut, Minggu (10/7/2022).

Kisah ini kata Erond, juga mempunyai makna untuk senantiasa menghargai pengorbanan setiap anggota keluarga. Selain itu, pelanggaran etika sosial, akan memunculkan musibah.

"Apalagi perjanjian itu disampaikan kepada anak-anak mereka yang tidak tahu sama sekali apa yg terjadi sebelumnya. Jadi, fabel ikan mas ini menjadi prasyarat bagi masyarakat agar senantiasa menghargai pengorbanan istrinya, saudara kandungnya bahkan familinya. Pelanggaran kepada etika sosial itu dipastikan memunculkan musibah," ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa kisahnya itu memberikan kita pesan, bahwa nasehat atau doa ibu sangat ampuh dan menjadi panutan. Hal itulah yang membuat kita pantang untuk melawan dan melanggar petuah ibu.

"Kita lihat bahwa amarah ibu, ketika kesepakatan dilanggar dapat memunculkan musibah, hujan turun selama tiga hari dan banjir. Ini artinya, nasehat ibu, katakanlah doa ibu, dikatakan ampuh serta menjadi nasehat dan panutan. Itulah sebabnya, kita, selalu pantang melawan nasehat ibu. Setiap orang yang melanggar petuah ibu, pasti mendapat celaka, walaupun itu suaminya atau saudaranya," jelasnya.

Hal tersebut tercerminkan kepada masyarakat Toba, yang sangat menghormati ibunya melebihi ayahnya. Dalam lirik lagu, hal tersebut kata Erond, juga lebih banyak menceritakan seorang ibu daripada ayah.

"Itulah sebabnya pula, penghormatan orang Toba kepada ibunya melebihi segalanya dibanding ayahnya. Di bidang lagu misalnya, lebih banyak menceritakan seorang ibu daripada ayah," sebutnya.

Begitu juga dengan anak, ungkap dia, anak akan lebih mau berantam sama ayahnya dibanding dengan ibunya. Ketika berhadapan dengan ibunya, anak tersebut akan lebih lemah dan mudah menangis.

"Seorang anak misalnya, mau berantem ke bapaknya, tetapi, begitu berhadapan dengan ibunya, apalagi ibunya sudah menangis, katakanlah seperti itu, maka si anak tadi biasanya berubah menjadi lemah atau mewek," tutupnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Sorotan Komisi VII DPR soal Status Geopark Danau Toba Terancam Dicabut"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads