Jejak Gocah Pahlawan, Tokoh Pendiri Kesultanan Deli

Jejak Gocah Pahlawan, Tokoh Pendiri Kesultanan Deli

Datuk Haris Molana - detikSumut
Minggu, 19 Jun 2022 12:49 WIB
Istana Maimun di Medan
Istana Maimun. (Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikcom)
Medan -

Tuanku Panglima Gocah Pahlawan adalah tokoh pendiri Kesultanan Deli. Kesultanan ini, sampai kini berpusat di Medan, Sumatera Utara dan memiliki jejak sejarah yang panjang.

Sejarah panjang kesultanan ini tak terlepas dari sosok sang pendiri, Gocah Pahlawan.

Sejarawan Muda Kota Medan, Azis Rizky Lubis mengulas sejarah singkat jejak Gocah Pahlawan di Kesultanan Deli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gocah Pahlawan sebelumnya merupakan salah satu panglima perang dari pusat pemerintahan Kerajaan Aceh Darusalam. Dia dikirim oleh Sultan Iskandar Muda untuk menjadi wazir (wakil) Aceh di wilayah Aru (Deli Tua sekarang) yang sudah diperangi Aceh.

Menurut hikayat Deli, Gocah Pahlawan adalah seorang pangeran dari India. Ketika dalam perjalanan ke Nusantara, kapalnya tenggelam di daerah Kuala Pasai.

ADVERTISEMENT

Tidak berapa lama menetap di Pasai, ia pergi ke negeri Aceh, karena mendengar Sultan Aceh mendapatkan kesulitan untuk menaklukan 7 orang pengacau negeri. Gocah yang memiliki nama asli Muhammad Dalik, kemudian mengganti nama menjadi Lebai Hitam saat tiba ke Aceh.

"Atas jasanya yang berhasil mengalahkan 7 orang pengacau negeri Aceh, Sultan Aceh memberikan gelar Laksamana Kud-Bintan. Secara resmi, Lebai Hitam kemudian menjadi Laksamana Aceh. Gelar Gocah Pahlawan di dapat ketika iya berhasil mengalahkan Gajah 'Gandasuli'. Itu dilakukan pasca penumpasan 7 orang pengacau," kata Azis kepada detikSumut, Minggu (19/6/2022).

Selanjutnya, di wilayah Aru yang ditempati oleh Gocah Pahlawan terdapat 4 kedatukan yang berdiri sendiri dan menguasai masing-masing wilayah. Ada Sepuluh Dua Kuta, Sunggal, Sukapiring dan Senembah. Seiring waktu berjalan, empat kedatukan ini mengangkat Gocah Pahlawan menjadi sultan.

"Setelah penobatan Gocah Pahlawan menjadi Sultan Deli. Kesultanan Deli tetap menjadi wazir atau wakil Aceh," sebut Azis yang juga merupakan Dosen Ilmu Sejarah USU.

Azis tidak mengetahui pasti tahun berapa Gocah diangkat menjadi sultan. Tapi disebutkan setelah menikah dengan adik Datuk Sunggal di tahun 1632, Gocah pun diserahkan wilayah pesisir oleh Datuk Sunggal.

Kemudian, pada tahun 1669 kepemimpinan Kesultanan Deli pun berubah. Saat itu, Kesultanan Deli dipimpin oleh anak Gocah Pahlawan yakni Tuanku Panglima Perunggit.

Pada masa Panglima Perunggit, Kesultanan Deli resmi berpisah dari Kerajaan Aceh Darusalam.

"Tahun 1669, Deli yang dipimpin Tuanku Panglima Perunggit (Anak Tuanku Seri Paduka Gocah Pahlawan gelar Laksamana Kud Bin-Tan) memproklamirkan diri untuk merdeka dari kerajaan Aceh. Pada saat itu, kekuasaan Aceh melemah sepeninggal Sultan Iskandar Muda. Aceh kemudian dipimpin oleh 3 Anak Perempuan Sultan Iskandar muda, secara bergantian," ujar Azis.

Saat ini, sisa-sisa masa kejayaan Kesultana Deli masih berdiri megah di Kota Medan dan sekitarnya. Sebut saja Istana Maimun, Mesjid Raya Al-Mashun dan Taman Sri Deli yang menjelma menjadi ikon Kota Medan.

Saat ini, Kesultanan Deli masih dipimpin oleh Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam. Dia diangkat menjadi Sultan Deli pada 2005 lalu. Kerajaan ini berpusat di Istana Maimun.




(dhm/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads