Pandemi COVID-19 yang merebak sejak tahun 2019 berdampak besar terhadap masyarakat khususnya di sektor ekonomi. Salah satunya dirasakan Darliana yang menjadi perajin kain uis atau ulos Karo.
Darliana mengatakan selama pandemi virus Corona pesanan terhadap ulos buatannya menurun, hal itu membuatnya juga harus menurunkan harga penjualan.
"Biasanya Rp 300 ribu, sekarang jualnya Rp 200 ribu sampai Rp 220 ribu," ucap Darliana kepada wartawan, Senin (11/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darliana menduga penjualan ulos ini menurun karena adanya pembatasan kegiatan masyarakat di tengah pandemi. Ulos, akta Darliana, biasanya dipakai untuk acara adat di masyarakat.
Dia menuturkan harga itu untuk sebuah ulos yang dia buat selama 6 hari. Pembuatan ulos yang dilakukan secara manual memang memakan waktu cukup lama.
"Ini buatnya normalnya sekitar 6 hari, itu dari pagi sampai sore. Ada juga yang lain bikinnya sampai malam, cuma saya enggak kuat," tuturnya.
Darliana menuturkan harga ulos Karo ini tetap bertahan meski harga benang sebagai bahan baku pembuatan ulos terus meningkat. Alasannya, agar ulos tetap laku terjual.
Ulos Karo ini tidak langsung dijual ke masyarakat oleh Darliana. Dia menjual ulos buatannya ke toko-toko, dari toko itu lah ulos ini sampai ke tangan masyarakat.
"Jadi kalau udah di toko sekitar Rp 400 ribu ke Rp 500 ribu," sebutnya.
Darliana melakukan aktivitasnya membuat ulos di rumah yang berada di Jalan Tombak, Medan. Sebagian besar alat pembuatan ulos ini dibuat Darliana sendiri.
"Saya sudah dua tahun menenun. Ini kayu untuk membuat sebahagian besar dibuat sendiri, tapi ada juga yang saya beli," jelasnya.
(afb/dpw)