Aceh Alami Inflasi Tahunan 4,66%, Kenaikan Harga Emas-Cabai jadi Pemicu

Aceh

Aceh Alami Inflasi Tahunan 4,66%, Kenaikan Harga Emas-Cabai jadi Pemicu

Agus Setyadi - detikSumut
Senin, 03 Nov 2025 18:22 WIB
Ilustrasi Inflasi
Foto: Ilustrasi. (Shutterstock)
Banda Aceh -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Aceh mengalami inflasi tahunan (years on years) sebesar 4,66 persen pada Oktober 2025. Inflasi dipicu kenaikan harga emas dan cabai merah.

Berdasarkan data BPS, inflasi Aceh secara month-to-month (bulanan) pada Oktober sebesar 0,12 persen. Angka inflasi itu menunjukkan adanya peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,03 pada September menjadi 111,16 pada Oktober.

"Secara tahunan pada Oktober Provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 4,66 persen. Artinya harga barang dan jasa secara umum naik rata-rata 4,66 persen dibandingkan Oktober tahun sebelumnya," kata Plt Kepala BPS Aceh Tasdik Ilhamudin kepada wartawan, Senin (3/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi bulanan adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang mengalami inflasi sebesar 3,82 persen dengan kontribusi terhadap inflasi sebesar 0,23 persen. Sementara komoditas dominan penyumbang inflasi antara lain emas perhiasan, cabai merah, wortel ikan tongkol serta telur.

ADVERTISEMENT

Bila dilihat secara tahunan, komoditas utama paling berpengaruh terhadap inflasi adalah cabai merah, emas perhiasan, beras, sigaret kretek mesin serta ika dencis. Tasdik menyebutkan, inflasi tahunan terjadi di seluruh wilayah penghitungan inflasi yaitu Banda Aceh, Aceh Tengah, Lhokseumawe, Meulaboh dan Aceh Tamiang.

Inflasi tahunan tertinggi tercatat di Aceh Tengah sebesar 5,59 persen dan terendah di Banda Aceh sebesar 3,93 persen. Sementara secara bulanan, hanya Meulaboh dan Kota Banda Aceh yang mengalami inflasi, sedangkan tiga wilayah lainnya mengalami deflasi.

"Untuk inflasi bulanan, Banda Aceh mengalami inflasi tertinggi yaitu 0,35 persen sementara terendah di Lhokseumawe sebesar 0,11 persen," jelas Tasdik.




(agse/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads