Inflasi di Sumut mencapai 0,76% per Juli 2025. Persentase ini jauh di atas nasional yang hanya 0,30%.
"Sumut alami inflasi 0,76% sementara Nasional mengalami inflasi 0,30%," ungkap Statistis Ahli Utama Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Misfaruddin, Jumat (1/8/2025).
Berdasarkan data BPS Sumut, bawang merah menjadi penyumbang andil inflasi tertinggi sebesar 0,18%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang paling tinggi inflasi bawang merahnya itu itu Kabupaten Deli Serdang sebesar 19,66% dan Kota Medan sebesar 19,64%," ujar Misfaruddin.
Inflasi komoditi bawang merah dapat dilihat dari melonjaknya harga bawang merah yang kini sudah di atas Rp 50 ribuan per kg, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dipatok Rp 41.500 per kg.
Selain bawang merah, ternyata beras juga ikut jadi 'biang kerok' dengan andil inflasi 0,16% per Juli 2025.
"Komoditas beras sumbang 0,16% secara Month to Month. Andil penyumbang inflasi beras tertinggi ada di Kota Gunung Sitoli," kata Misfaruddin.
Hal ini dapat dilihat dari kenaikan harga medium yang kini mencapai Rp 16 ribuan per kg, padahal HET beras medium di Sumut sebesar Rp 13.100 per kg.
Harga beras tertinggi berada di Kabupaten Nias Barat yang mencapai Rp 17 ribu per kg, kemudian disusul oleh Kota Gunung Sitoli sebesar Rp 16.700 per kg, dan Kabupaten Padang Lawas sebesar Rp 16.300 per kg.
(mjy/mjy)