Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut Sumut memiliki potensi dalam hal pertanian, perkebunan dan perikanan. Menurutnya, perkebunan rakyat di Sumut juga luar biasa.
"Sumut ini potensi perikanan itu pertanian, perkebunan rakyat juga luar biasa, tadi kita bahas," kata Zulhas saat Rakor Pangan di Aula Tengku Rizal Nurdin rumah dinas Gubernur Sumut, Selasa (21/1/2025).
Zulhas mengatakan harga untuk komoditas perkebunan rakyat itu juga bagus. Selain itu, kebutuhan masyarakat untuk komoditas-komoditas tersebut juga tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang perkebunan rakyat itu harganya bagus sekali, kelapa, cokelat, cengkeh, kopi, luar biasa dan ini kebutuhan meningkat terus," jelasnya.
Ketua Umum PAN itu juga menjelaskan bahwa pemerintah menyetop impor komoditas pangan, seperti beras dan jagung pada tahun 2025. Zulhas mengatakan pada tahun 2024, Bulog mengimpor beras sebanyak 3,6 juta ton, sedangkan impor jagung mencapai 2,8 juta ton.
"Kami sudah memutuskan rapat koordinasi, tahun ini, bukan 2027, tahun ini kita putuskan nggak impor beras lagi, dan tahun ini kita tidak impor jagung," jelasnya.
Zulhas optimis pasokan jagung di Indonesia akan terpenuhi meskipun tidak impor. Sebab, TNI/Polri juga telah melakukan program penanaman jagung.
"Ini produksi jagung bisa jauh melampaui target, karena Pak Kapolda (Sumut) ikut menanam jagung. Tahu sendiri pak, kalau polisi tanam jagung kan lahan orang ditanam juga. TNI sekarang ikut di mana mana, sawah, padi, buka lahan baru, kalau TNI/Polri turun, masa kita nggak bisa, apalagi kalau gubenur/ bupati juga habis-habisan," kata Zulhas.
Dia menyampaikan para petani di Indonesia akan melakukan panen raya pada bulan Februari, Maret, dan April. Zulhas juga sekaligus menjelaskan bahwa harga gabah dan jagung telah naik.
"Kita akan panen raya Februari Maret April untuk beras, sementara jagung Februari, Maret. Pemerintah sudah memutuskan gabah menjadi Rp 6.500 dari 6.000, jagung Rp 5.500 dari Rp 5 ribu. Perlu kerja sama semua pihak, Pak Gubernur, Pak Bupati, semua kita bertanggungjawab untuk mengerahkan seluruh kekuatan kita membeli hasil gabah dan jagung itu agar harganya tidak turun, agar tidak merugikan petani," pungkasnya.
(afb/afb)