Wakil Ketua Umum Kadin Indonesi Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, memprediksi perputaran uang saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 mencapai Rp 100 triliun. Uang tersebut berputar di berbagai tempat mudik dan wisata.
Mulanya dia menyebut berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) jumlah pemudik di momen libur Natarus mencapai 110,67 juta orang. Jumlah itu naik dari tahun sebelumnya.
"Jika rata-rata per keluarga 4 orang, maka jumlah pemudik 110,67 juta setara dengan 27.667.500 keluarga. Jika rata-rata per keluarga kita asumsikan membawa uang rata rata Rp 3,3 juta per keluarga, maka potensi perputaran uang mencapai 91,302 triliun. Jumlah ini besar kemungkinan bisa lebih mendekati Rp 100 triliun," katanya dikutip detikFinance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Besarnya jumlah pemudik tahun ini dinilai karena disebabkan oleh 3 faktor yakni masyarakat sudah menabung dan sudah merencanakan akan mudik pulang kampung untuk merayakan Natal dan Tahun Baru bersama keluarga, waktu libur panjang dan kebijakan pemerintah yang menurunkan tarif penerbangan sebesar 10%.
Pergerakan selama libur Nataru 2024/2025 diperkirakan mencapai 55,86 juta antar provinsi. Dari jumlah itu, sebanyak 54,81 juta memilih berlibur tetap di dalam provinsi masing-masing dengan tujuan mudik antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, D.I.Yogyakarta, Sumatera Utara, Jabodetabek, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bali, Sumatera Barat, Lampung, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku dan Papua.
Adapun maksud perjalanan adalah 45,28% atau 50,12 juta untuk liburan tahun baru, 11,66% atau 12,90 juta untuk liburan natal, dan 40,06% atau 47,65 juta untuk pergi liburan natal dan tahun baru.
Adanya perputaran uang akan dapat meningkatkan produktivitas berbagai sektor usaha mulai dari transportasi udara, kereta api, bus, rental, angkutan logistik, jasa angkutan online, jasa pengiriman, travel, angkutan laut dan jasa kapal penyeberangan. Sektor pariwisata beserta pendukungnya juga disebut akan menjadi sasaran perputaran uang yang cukup besar seperti pusat perbelanjaan (mal), grosir, jasa parcel natal, toko kue, hotel, villa, apartemen, restoran, kafe, pusat kuliner, pengrajin oleh-oleh khas daerah, aneka produk UMKM, mini market dan pedagang mikro yang tersebar di berbagai objek wisata.
"Skala industri tentu akan mengalami peningkatan penjualan yang signifikan untuk kebutuhan Natal dan Tahun baru khususnya produsen fashion, makanan dan minuman seperti kue, roti, snack, daging, sosis dan minuman seperti sirop, soft drink dan minuman beralkohol," ucapnya.
(astj/astj)