Harga Tiket Pesawat Turun Saat Nataru, Begini Kata Astindo Sumut

Harga Tiket Pesawat Turun Saat Nataru, Begini Kata Astindo Sumut

Kartika Sari - detikSumut
Rabu, 18 Des 2024 22:18 WIB
A young girl is going on a trip, holds plane tickets in her hands and goes to check-in, boarding a flight, close-up view of a boarding pass on a blurred background.
Ilustrasi tiket pesawat. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Zhanna Danilova).
Medan -

Harga tiket pesawat rute Medan-Jakarta turun mulai pekan ini. Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Sumatera Utara (Sumut) menyebut hal tersebut merupakan suatu anomali.

Berdasarkan aplikasi tiket perjalanan, harga tiket pesawat rute Medan-Jakarta pada Kamis (19/12/2024) besok dipatok Rp 700 ribu-Rp 1 juta per tiket. Harga ini turun signifikan dibanding biasanya yang mencapai Rp 1,5 juta-Rp 1,8 juta per tiket.

Ketua Astindo Sumut Wilson Halim melihat penurunan harga tiket saat momen hari besar menjadi suatu keanehan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya agak bingung kebijakan pemerintah ini mau dibilang aneh. Kalau kita bicara kenaikan harga saat Nataru itu hal yang lumrah tapi kenaikan jangan terlalu tinggi. Naik 10% atau 20%, itu wajar lah kan, tapi malah momen Nataru itu diturunkan. Menurut saya agak aneh malahan harga di luar Nataru itu gila-gilaan harganya," ungkap Wilson kepada detikSumut.

"Jujur kita pelaku travel agak bingung dengan kebijakan travel dan maskapai," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Terkait hal ini, Wilson berharap baik pemerintah maupun maskapai khususnya maskapai pemerintahan dapat fokus dalam penurunan harga.

"Pemerintah maupun maskapai terutama maskapai pemerintahan seperti Garuda atau Citilink ini diharapkan bisa lebih serius lagi benar-benar menjalankan apa yang sudah disampaikan pemerintah yang fokus menurunkan harga. Kita lihat kenapa di luar negeri bisa (tiket murah) tapi kenapa di Indonesia itu susah. Bicara domestik di Thailand, Jepang, atau Thailand itu harga tiketnya bisa reasonable," kata Wilson.

"Kita tidak mengerti apakah avturnya dikenakan pajak, pajak bandaranya double-double kita juga kurang tahu. Mungkin ada beberapa sektor penerbangan yang monopoli," sambungnya.




(dhm/dhm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads