Gerimis baru saja menyelimuti Desa Hulu, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Perlahan mentari mulai menerangi ragam aktivitas warga yang berdagang, menjemur pakaian, hingga bergotong royong.
Siang itu, Edi Ismanto (54) bersama warga setempat menebar pelet untuk ikan lele yang berada di keramba pada Minggu (13/10/2024). Di sela-sela kesibukan itu, Edi bergegas menuju kursi bambu di pinggir keramba untuk menghubungi istrinya.
"Udah makan mak? ramai yang beli hari ini?" sapa Edi melalui fitur panggilan video WhatsApp. Usai berbincang sekitar 10 menit, panggilannya terputus lantaran istrinya melayani pembeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiap hari kita video call, jaringan bagus pakai IM3, komunikasi juga harus bagus sama orang rumah," kata Edi sambil tertawa kepada detikSumut.
Menurut Edi, aktivitas ekonomi warga Desa Hulu kian dominan berkaitan erat dengan jaringan internet. Misalnya saja dirinya yang menjalankan bisnis jual beli ikan lele melalui jaringan internet. Jika jaringan internet buruk maka usahanya yang sudah mengandalkan media sosial bakal terancam.
Ditunjukkannya, sejumlah video promosi yang telah diunggahnya ke media sosial, seperti Facebook dan WhatsApp beberapa waktu lalu. Bagi dia, jaringan internet yang lancar sangat mempengaruhi pemasaran ikan dari kerambanya.
"Lebih cepat kalau penjualan lewat online, jaringan IM3 di sini lancar jadi kita bisa respons cepat sama yang mau beli," ujarnya.
Dalam sebulan, Edi setidaknya mendapat 50 persen pesanan melalui online dan selebihnya dijual ke pasar. Dirinya gencar mempromosikan perkembangan maupun kualitas ikan lele yang dipelihara di media sosial. Setidaknya tiga hingga empat kali dalam seminggu. Oleh karena itu, jika jaringan internet buruk, maka usahanya bakal terancam.
"Alhamdulillah, pendapatan naik lah 30-40 persen dari biasanya karena pemasaran kita makin luas kan, ongkos angkut barang pun makin irit. Untung kali memang kalau pakai internet ini, modal internet murah bisa cuan banyak," tutur Edi.
Dewi juga mengalami hal serupa dengan Edi. Warung makannya sudah sering kali mendapat orderan secara online. Sistemnya, pembeli memesan lewat WhatsApp atau panggilan telepon. Biasanya wanita berusia 45 tahun ini akan menerima orderan di sekitar Desa Hulu.
"Biasanya kalau masih sekitar Desa Hulu kita terima lewat WhatsApp atau telepon langsung. Kadang ada pembeli yang ambil sendiri, pas udah siap. Tapi yang kita kenal aja ya, soalnya kan kalau enggak kenal takut nipu karena sistemnya bayar belakangan," ucap Dewi.
"Jaringan IM3 di sini lancar. Kalau untuk pesan-pesan gini membantu lah (jaringan IM3) di kampung gini. Nanti mereka (pembeli) pesan, udah kita siapkan dan mereka tinggal ambil. Kalau pesanannya banyak kadang kami antar langsung," lanjutnya.
Dewi mengakui keuntungan penjualan cukup meningkat dengan pemesanan secara online.
"Semakin untung, biasanya untung Rp 300 ribu lah per hari, ini bisa sampai Rp 500 ribuan. Apalagi kalau ada pemesanan partai besar, mau itu sampai untung dua kali lipat, rata-rata mereka sukanya pesan lewat online, jadi pas datang tinggal ambil atau kita antar," kata Dewi.
Banyaknya pengguna provider IM3 di Desa Hulu menjadikan desa ini sebagai Kampung IM3 oleh Indosat pada Agustus 2024 lalu. Secara fisik, detikers dapat melihat pernak-pernik, banner, spanduk, dan cat rumah berwarna kuning.
Kepala Desa Hulu Kasuma Candra Wijaya menyebutkan, konektivitas internet yang stabil di Desa Hulu sangat mendukung, khususnya aktivitas pelaku UMKM di desa. Menurutnya, pengenalan warga desa terhadap sistem pemasaran secara online didukung oleh jaringan yang lancar.
"UMKM di desa kita sudah mulai berjualan pakai sistem online. Tapi mereka masih yang sederhana, paling lewat WhatsApp atau Facebook. Ini yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita. Agar UMKM di sini itu dengan jadinya desa kita ini kampung IM3 ya kita harap bisa berkelanjutan agar SDM di desa ini semakin terdigitalisasi," ujarnya.
Separuh Warga Desa Hulu Pakai IM3
Agus Sulistio selaku EVP Head of Circle Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Sumatera mengungkapkan, pemilihan Desa Hulu menjadi Kampung IM3 lantaran memiliki pelanggan IM3 terbanyak. Ada sekitar 41 persen dari total warga desa yang menggunakan IM3.
Artinya, hampir separuh dari 4.495 penduduk di desa menggunakan provider ini. Kondisi itu tentu menjadi keuntungan bagi desa yang didapuk menjadi Kampung IM3 seperti mendapatkan pelatihan khususnya bagi pelaku UMKM.
Simak Selengkapnya di Halaman Selanjutnya...
"Tentunya Kampung IM3 ini mendapat dukungan penuh terkait aktivitas yang dilakukan pemerintah desa. Dalam hal ini seperti permanent branding, event desa maupun juga menggarap komunitas UMKM," ujarnya.
![]() |
Fadh Yudhanegoro yang memiliki jabatan serupa dengan Agus menambahkan, bahwa koneksi internet yang stabil dan andal memberikan dukungan terhadap pelaku UMKM dalam memasarkan produknya.
"Peran UMKM besar dalam perekonomian setempat. Untuk itu, mereka (pelaku UMKM) butuh konektivitas internet yang andal agar dapat memperlebar atau mengembangkan usahanya," tutur Fadh.
"Dengan IM3, Indosat menyediakan layanan telekomunikasi untuk mendukung aktivitas digital masyarakat di desa. Layanan internet dari IM3 yang luas dan stabil hingga ke pelosok pedesaan. Kami percaya hal tersebut akan dapat mendukung peningkatan perekonomian masyarakat setempat," lanjutnya.
Berdasarkan data IOH, coverage jaringan IM3 di Sumut sudah mencapai 95%. Fadh menyebutkan saat ini pihaknya terus melakukan ekspansi jaringan ke wilayah di Sumut yang masih belum terjangkau.
Semakin Aman Dilengkapi CCTV
Di samping itu, Kasuma selaku kepala desa juga senang akan kehadiran IM3 yang tidak hanya mempermudah bisnis. Melainkan dapat pula meningkatkan keamanan desa. Sebab, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) memberi fasilitas CCTV pada empat titik lokasi strategis di desa. CCTV itu dilengkapi dengan monitor, misalnya yang berada di titik Jalan Abri, Jalan Agraria, dan Jalan Pahlawan.
"Penggunaan CCTV ini bermanfaat juga untuk mengurangi kenakalan remaja. Keamanan desa sangat terbantu dengan pengawasan melalui monitor Itu lah yang bisa kami rasakan dengan adanya Kampung IM3 ini," kata Kasuma.
Warga setempat cukup antusias dengan adanya fasilitas CCTV di desanya. Terkhususnya para emak-emak yang satu di antaranya bernama Suhartini. Dia mengaku sebelumnya cukup was-was untuk keluar malam. Kini, perasaan itu mulai berkurang berkat adanya CCTV.
"Senang ada CCTV di desa kita, enggak terlalu cemas lagi keluar malam. Semoga fasilitasnya ada terus, buat hati emak-emak di sini tenang lah, biar enggak ada begal-begal atau kriminal di desa kita," kata warga desa, Suhartini.
Terkait hal ini, Fadh mengatakan sejumlah perangkat CCTV ini saling terhubung ke server aplikasi. Sistem CCTV berbasis nirkabel ini memungkinkan pengawasan secara real time dan melalui perekaman yang bisa diakses dari jarak jauh.
"Indosat menyediakan konektivitas internet yang stabil sehingga mampu mendukung layanan CCTV untuk program Kampung IM3. Nah, hadirnya jaringan yang andal, sistem CCTV dapat berjalan dengan efektif dan maksimal. Program ini bekerja sama dengan pihak pemerintahan desa untuk melakukan identifikasi lokasi strategis sebagai upaya pengawasan demi menciptakan lingkungan desa yang aman," jelas Fadh.
Selain memberikan fasilitas CCTV, Indosat juga memberikan pelatihan terkait tata cara dan pemeliharaan sistem CCTV yang dalam hal ini dilaksanakan oleh aparatur desa.
"CCTV yang berbasis jaringan ini akan membuat data yang didapat akan dengan mudah dikelola dan dianalisa sebagai bentuk efektivitas pengawasan," kata Fadh.
Perlu diketahui bahwa Indosat terus mengembangkan Kampung IM3 di berbagai pelosok desa, khususnya di wilayah Sumatera. Saat ini, masih Desa Hulu, Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang yang menjadi pilot project sebagai Kampung IM3.
Selain itu, program Kampung IM3 juga sedang dalam proses implementasi di 15 desa di wilayah lainnya seperti Banda Aceh, Binjai, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Padang, Pekan Baru, Batam, Jambi, Bengkulu, Lubuklinggau, Palembang, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Metro, dan Lampung Timur.
"Program Kampung IM3 kita harapkan dapat terus memberikan efek positif berganda kepada masyarakat setempat hingga di 30 desa di Sumatera, baik dari sisi peningkatan perekonomian, keamanan, dan juga perbaikan fasilitas desa," pungkasnya.
Digitalisasi Dorong Perekonomian UMKM
Dengan digitalisasi, pelaku UMKM khususnya sebagai pedagang dinilai mendapatkan banyak manfaat. Ekonom Sumut Gunawan Benjamin menyebutkan bahwa bisnis pelaku UMKM akan semakin dimudahkan pemasaran produk yang tidak perlu ruang ataupun lapak tertentu untuk berdagang.
"UMKM tidak harus memiliki ruang atau lapak tertentu untuk berdagang dengan memanfaatkan digital untuk pemasaran produk. Sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit. Kedua, pangsa pasar menjadi tidak terbatas. Pelaku UMKM dapat memasarkan produknya tanpa harus berkutat pada teritorial tertentu," ujar Gunawan.
Simak Selengkapnya di Halaman Selanjutnya...
Gunawan menilai digitalisasi tentu juga menjadi tantangan bagi para pelaku UMKM di samping memberikan banyak manfaat.
"Digitalisasi memang memberikan akses pasar yang lebih luas bagi pelaku UMKM. Namun di sisi lain, pasar kita juga terbuka dengan produk dari negara lain karena pemasaran dengan digital pada dasarnya juga tidak mengenal batas wilayah suatu negara," tuturnya.
Gunawan menyebut ancaman ini sangat berpeluang membunuh pelaku UMKM yang bertindak sebagai produsen. Ia pun mengambil contoh aplikasi e-Commerce China Temu yang bisa diunduh di HP saat ini menjadi salah satu penantang baru, sekaligus dianggap bisa membunuh pelaku UMKM.
"Produk dari China yang jauh lebih murah akan membuat produk dari negara kita termasuk negara lain menjadi tidak kompetitif," kata Gunawan.
Terkait hal ini, Gunawan menuturkan jika era digitalisasi saat ini juga memberikan peluang kepada produsen yang lebih kompetitif produknya untuk menguasai pasar.
"Digitalisasi telah menempatkan pelaku UMKM kita bersaing secara global, tanpa diikuti dengan produk lokal yang pada umumnya masih kalah saing dari negara lain khususnya China. Digitalisasi ibarat dua mata pisau, satu bisa dimanfaatkan untuk memperluas akses pasar, namun disisi lain yang lebih tajam justru bisa membunuh dunia usaha di tanah air termasuk UMKM," jelasnya.
"Masalah fundamentalnya ada di daya saing. Ini jadi PR besar bangsa ini agar digitalisasi yang berlangsung saat ini bisa memberikan banyak manfaat dibandingkan dengan mudharatnya," sambung Gunawan.
Simak Video "Video: Viral Pria di Deli Serdang Beli Sekarung Beras Pakai Ijazah SD"
[Gambas:Video 20detik]
(mjy/mjy)