Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (BI Sumut) mencatat 30 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berasal dari investasi. Namun, pihaknya mengakui investasi dari tiap daerah belum merata.
"Investasi menjadi salah satu faktor penting karena memiliki kontribusi signifikan dalam struktur perekonomian sebesar 30% PDRB Sumut. Namun, realisasi investasi antar kabupaten/kota di Sumut belum merata dan cenderung terpusat pada kawasan tertentu," ungkap Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Yura Djalins, usai Rapat Koordinasi North Sumatra Invest (NSI) di Medan, Senin (26/2/2024).
Terkait hal ini, Yura menyebutkan bahwa Sumut memerlukan optimalisasi pemetaan dan penggalian potensi investasi dari tiap daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu investasi di Sumut terfokus pada sektor primer dibanding sektor sekunder dan tersier yang memiliki value added lebih tinggi. Sehubungan dengan kondisi tersebut, Sumut memerlukan optimalisasi pemetaan dan penggalian potensi investasi daerah," ujarnya.
Baca juga: Tips Pilih Investasi Cuan di Tahun Naga Kayu |
Lanjutnya, Yura mengatakan jika penggalian potensi investasi di daerah dapat mempertimbangkan aspek demand seperti sektor-sektor yang diminati investor, di antaranya, energi baru dan terbarukan maupun aspek kebutuhan investasi dari kabupaten/kota itu sendiri seperti sektor-sektor padat modal yang dapat memberikan value added ekonomi lebih tinggi.
"Untuk menarik investasi pada sektor-sektor tersebut, tentu pemerintah kabupaten/kota perlu mempertimbangkan insentif-insentif yang dapat ditawarkan sebagai sweetener bagi investor. Diharapkan, rapat ini dapat dijadikan sebagai momentum sinergi setiap anggota NSI dalam mewujudkan realisasi investasi yang semakin meningkat dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju Sumut hebat," ujarnya.
Yura menyampaikan bahwa dalam menjaga iklim investasi di Sumut tetap kondusif, diperlukan kondisi makroekonomi yang mendukung. Terkait pertumbuhan ekonomi, perekonomian Sumut pada triwulan IV 2023 tercatat tumbuh 5,02% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (4,94%).
"Pertumbuhan ini lebih tinggi dari Sumatera (4,59%), namun sedikit lebih rendah dari nasional (5,04%). Secara keseluruhan (ctc), pada 2023 perekonomian Sumut tumbuh 5,01%, lebih tinggi dibanding 2022 yang sebesar 4,73%. Arah pertumbuhan ekonomi Sumut yang semakin baik di 2023 menunjukkan perekonomian Sumut tetap resilien di tengah ketidakpastian global," pungkasnya.
(afb/afb)