Cuan Mana Investasi atau Menabung? Simak Penjelasan BEI

Cuan Mana Investasi atau Menabung? Simak Penjelasan BEI

Kartika Sari - detikSumut
Sabtu, 13 Jan 2024 04:00 WIB
Ilustrasi Investasi Emas Pegadaian
Ilustrasi (Foto: Infografis detikcom)
Medan -

detikers yang sudah memiliki penghasilan biasanya membuka rekening tabungan di bank. Tentu saja tujuannya untuk menampung gaji atau hasil usaha yang didapat tiap bulan.

Setelah memiliki tabungan yang cukup, biasanya seseorang mulai berfikir untuk melakukan investasi daripada sekedar membiarkan uangnya 'tidur' di bank. Lantas mana yang lebih cuan atau menguntungkan, menabung atau investasi?

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut, Pintor Nasution, menyebut seseorang yang sudah dapat memulai menyisihkan dana investasi ketika telah mampu memenuhi dana darurat. Hal ini bertujuan untuk mitigasi hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat tabungan yang diperoleh semakin besar, biasanya seseorang mulai berpikir untuk mengembangkan dananya dalam bentuk investasi," ungkapnya Jumat (12/1/2024).

Lalu, kapan investasi bisa disisihkan? Pintor pun memberikan penjelasan.

ADVERTISEMENT

"Jawabannya adalah ketika nilai tabungan yang diperoleh telah mencapai 3-6 kali biaya hidup bulanan, atau telah mampu memenuhi kebutuhan dana darurat. Tujuannya adalah jika suatu ketika terjadi musibah yang tidak diinginkan, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) ataupun terjadi kegagalan bisnis, maka kita masih memiliki tabungan yang dapat digunakan sebelum mendapatkan pekerjaan baru, atau memulai berbisnis kembali," ujarnya.

Selain itu, detikers yang ingin melakukan investasi sebelumnya disarankan untuk menyisihkan sebagian dana yang kita miliki untuk membeli asuransi atau proteksi, salah satunya adalah asuransi kesehatan.

"Jika kita tidak mendapatkan asuransi kesehatan dari tempat kerja, kita dapat membeli asuransi kesehatan swasta atau membayar asuransi yang dikelola pemerintah, yaitu BPJS. Oleh karena itu, jika terjadi risiko sakit atau meninggal dunia, kita tidak perlu lagi untuk menggunakan tabungan atau menjual aset yang dimiliki untuk membiayai kebutuhan hidup," tutur Pintor.

Dijelaskan Pintor, investasi menjadi bentuk penanaman modal dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Ia menyebut ada berbagai cara dan variasi instrumen untuk berinvestasi yang risiko dan imbal hasilnya telah disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang.

"Setiap orang pasti memiliki tujuan jangka panjang agar kehidupannya menjadi lebih baik di masa depan, misalnya memiliki perencanaan keuangan untuk menikah, membangun rumah, membiayai sekolah anak, traveling, dan lain sebagainya. Kemudian, setelah kita menentukan tujuan, barulah kita mulai berinvestasi," jelasnya.

Pintor pun kemudian membandingkan antara investasi dan menabung. Ia menyebutkan bahwa menabung uang di bank berpotensi untuk tergerus inflasi.

"Perbedaan utama antara berinvestasi dan menabung adalah nilai uang yang kita miliki. Dengan menabung uang kita lama kelamaan akan tergerus oleh inflasi sehingga membuat nilai uang kita menyusut seiring waktu. Sementara itu, dengan berinvestasi kita dapat menjaga nilai uang kita terhadap kenaikan harga barang dan jasa," ujarnya.

Tak hanya itu, keuntungan investasi juga akan membuat detikers memiliki passive income. Artinya, penghasilan yang tidak diperoleh secara langsung.

"Artinya, kita masih bisa mendapatkan penghasilan walaupun kita sedang tidak aktif bekerja. Tentunya imbal hasil yang diterima akan berbeda karena tergantung jenis instrumen investasi dan jangka waktu dari produk investasi yang dipilih," kata Pintor.

"Jika kita hanya mengandalkan gaji bulanan, maka tujuan finansial kita mungkin akan sulit untuk dicapai. Sementara itu, dengan berinvestasi, setidaknya dapat membantu kita untuk mempercepat dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang," lanjutnya.

Pintor menyebut bahwa investasi memiliki jangka waktu yang berbeda-beda, mulai dengan jangka pendek, menengah, dan panjang. Ia meminta para investor dapat memilih sesuai dengan kebutuhan finansial di masa mendatang,

"Sebagai investor kita perlu mengelompokkan tujuan keuangan berdasarkan jangka waktu. Dengan begitu, kita dapat menyesuaikan investasi kita dengan kebutuhan finansial di masa yang akan datang. Selain itu, investasi yang terukur juga akan menghindarkan kita dari berutang dan lebih siap menghadapi situasi yang tak terduga di masa depan," jelas Pintor.

Selengkapnya di Halaman Berikutnya...

Tak hanya jangka waktu saja, namun investasi memiliki beragam jenis instrumen yang berbeda-beda. Oleh karena itu, detikers bisa menyesuaikan instrumen apa yang akan dipilih dengan kemampuan finansial masing-masing. Hal ini karena setiap instrumen membutuhkan modal yang berbeda-beda, mulai dari puluhan ribu sampai dengan ratusan juta rupiah.

"Pada akhirnya salah satu alasan untuk berinvestasi adalah untuk mencapai financial freedom, yaitu kondisi di mana kita tidak perlu lagi khawatir terkait biaya hidup kita di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Selain itu, dengan mencapai financial freedom kita juga akan memiliki dana lebih untuk membantu orang lain karena kebutuhan hidup kita telah tercukupi. Tentunya hal ini akan tercapai apabila investasi yang kita lakukan dapat dikelola dengan baik," ucapnya.

Terkait investasi, Pintor menekankan pentingkan berinvestasi tak hanya sekadar tren semata namun mengerti seluruh risiko, jenis instrumennya, serta tujuan investasi.

"Perlu diingat bahwa sebelum melakukan investasi kita harus memastikan kesehatan finansial kita terlebih dahulu, pastikan juga tidak mengorbankan kebutuhan utama, dan pastikan pula tabungan dana darurat serta alokasi untuk proteksi sudah disiapkan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Heboh Oknum Polisi Palak Pemotor Wanita, Ini Kata Polrestabes Medan"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads