Sumatera Utara (Sumut) mengalami inflasi 0,57 persen per Desember 2023. Bahkan, Kota Medan menjadi kota tertinggi se-Sumatera yang mengalami inflasi tertinggi.
"Di Pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Kota Medan 0,60 persen," ungkap Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia A. Widyasanti, Selasa (2/1/2024).
Selain Kota Medan, empat kota lainnya juga mengalami inflasi di Sumut seperti Pematang Siantar sebesar 0,56 persen, Padang Sidempuan sebesar 0,21 persen, Gunungsitoli 0,20 persen, dan Sibolga sebesa 0,08 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait hal ini, Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin mengungkapkan ada lima komoditas yang mendorong inflasi di Sumut, secara tahunan di antaranya ada beras (0,74 persen), cabai merah (0,26 persen), rokok kretek filter (0,19 persen), akademi/PT (0,13 persen), dan gula pasir, emas perhiasan, dan angkutan udara (0,11 persen).
"Kenaikan harga beras ini tren yang perlu kita waspadai, karena Januari hingga Februari ini belum masuk musim panen ya. Secara akumulatif tren beras selama 2023 ini, inflasinya tercatat 17,48 persen," ujar Hasan.
Dari lima kota IHK di Sumut, Kota Gunungsitoli memegang peranan tertinggi dalam menyumbang inflasi.
"Semua kota memang mengalami inflasi untuk beras, yang tertinggi andilnya ini ada di Gunungsitoli dengan 1,19 persen dan Sibolga 0,89 persen. Ini menyangkut faktor distribusi barang dan juga menyangkut berbagai hal terkait ketersediaan stok itu penting untuk bisa mengendalikan harga di kota-kota yang memang ada keterbatasan akses, jarak, dan juga lokasinya dari sentra produksi," ucapnya.
Seperti diketahui, harga beras di Sumut rata-rata masih seharga Rp 14 ribu-Rp 15 ribu per kg. Harga ini lebih tinggi dibanding harga eceran tertinggi (HET) yang mematok Rp 11.500 per kg.
(nkm/nkm)