Ekonom Sumut Gunawan Benjamin menilai debat cawapres kurang tajam membahas perekonomian. Isu yang disampaikan cenderung normatif.
"Debat cawapres yang berlangsung masih memperdebatkan isu yang sifatnya normatif. Berbicara tentang garis besar, dan tidak begitu rinci dalam tatanan pelaksanaan. Perdebatan juga tidak setajam debat Capres sebelumnya. Saya sempat tertarik saat masing-masing cawapres berdebat tentang target pertumbuhan ekonomi," ungkap Gunawan kepada detikSumut, Jumat (22/12/2023) malam.
Dalam debat kedua cawapres ini, tiga peserta debat yakni Gus Muhaimin, Gibran Rakabuming, dan Mahfud MD membahas Ekonomi (Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi Digital), Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBD-APBN, Infrastruktur, dan Perkotaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam satu segmen debat, salah satu pasangan menargetkan pertumbuhan 7%, dan di sisi lainya pertumbuhan ekonomi di targetkan ke angka yang lebih rendah dan mendekati realisasi pertumbuhan ekonomi saat ini.
"Kalau berbicara data, pertumbuhan ekonomi nasional itu paling tinggi di angka 5,31% semasa presiden Jokowi menjabat. Sehingga sangat menarik jika ada penjelasan lebih rinci bagaimana upaya untuk mencapai target yang optimis tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Gunawan menyebut target pertumbuhan ekonomi yang lebih realistis dan tetap lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan ekonomi saat ini disampaikan oleh cawapres yang lain.
"Sangat menarik dengan konsep pemerataan dan berkeadilannya. Hanya saja, lagi-lagi pemaparan belum mendetail dan cawapres terlihat keburu buru," kata Gunawan.
Gunawan menuturkan jika untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di tahun depan, Indonesia akan menghadapi banyak tantangan internal dan eksternal. Ia pun menyinggung terkait pusat industri yang harusnya tidak hanya terfokus pada satu kota besar saja.
"Dan dari banyak indikator membuka peluang bahwa kita akan tumbuh melambat nantinya. Selanjutnya isu perkotaan, seharusnya pusat industri itu tidak terfokus pada satu kota besar saja, dan memang harus didiversifikasi ke wilayah lain. Sehingga masalah sosial ekonomi tidak terpusat, menumpuk dan menggunung di kota yang sama," jelasnya.
"Isu ekonomi lainnya adalah industri halal yang pada dasarnya di tanah air bisa dipastikan didominasi oleh produk halal. Namun belum tersertifikasi semuanya sehingga seakan-akan industri halal kita tertinggal dari negara yang bahkan bukan didominasi oleh masyarakat beragama Islam," sambung Gunawan.
Dalam debat cawapres kali ini, Gunawan melihat pemaparan terkait perekonomian tidak dapat tergali secara maksimal. Ia pun menilai lantaran waktu yang terbatas.
"Dan masih banyak isu lain seperti bonus demografi maupun isu lainnya yang memang belum memuaskan pemaparannya. Memang bisa jadi karena waktu yang terbatas. Akan tetapi, tantangan ekonomi ke depan yang paling serius adalah masalah ketahanan pangan. Dan debat yang dibawakan oleh capres (bukan cawapres), selalu lebih menarik untuk diikuti," ucap Gunawan.
"Saya menilai isu ekonomi yang dibawakan oleh cawapres kita kurang menarik, kurang tajam, dan cawapres justru sering mengapresiasi argumen lawan cawapres lainnya. Padahal kalau mau dieksplore lebih mendalam, tetap saja ada celah dari setiap argumen yang bisa dikritisi," pungkasnya.
(afb/afb)