Heboh Kabar Beras Sintetis Bikin Warga Medan Pilih Makan Jagung

Heboh Kabar Beras Sintetis Bikin Warga Medan Pilih Makan Jagung

Kartika Sari - detikSumut
Senin, 09 Okt 2023 17:00 WIB
Walikota Bekasi Rahmat Effendi menyampaikan hasil uji lab terkait beras yang diisukan merupakan beras plastik di Bantargebang. Ternyata dari pengujian, beras yang diperiksa ternyata memang beras sintetis dari bahan plastik. Hal Tersbut disampaikan dalam jumpa pers di Kantornya, Jl Ahmad Yani, Bekasi, Kamis (21/5/2015). Rengga Sancaya/detikcom.
Foto: Rengga Sancaya
Medan -

Isu beredarnya beras sintesis mulai dikhawatirkan warga Medan. Bahkan, satu keluarga tak jadi mengonsumsi beras yang baru dibelinya karena adanya isu itu.

Warga Medan Baru, Teti, mengungkapkan dia menduga beras yang dibelinya itu sintetis karena ada aroma plastik saat dimasak. Selain itu, beras itu saat dimasak memiliki tekstur yang berbeda dengan beras lainnya.

"Kemarin itu kami beli beras di Pasar Pringgan. Biasanya harga beras itu Rp 150 ribu per 10 kg, tapi yang kemarin itu kami dapat harga Rp 145 ribu. Nah, pas setengah masak, kok teksturnya beda. Kalau setengah masak itu kan ketika diaduk, pasti ada yang lengket, nah ini enggak," ungkap Teti kepada detikSumut, Senin (9/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keraguan Teti semakin menjadi dengan tektur beras yang keras dan elastis yang mampu mantu hingga 5-10 cm. Hal ini ia coba dari sosial media sang suami.

"Nah, karena enggak lengket kita tunggu lah sampai masak. Waktu itu suami saya baca-baca lewat di TikToknya beras sintetis terus. Jadi khawatir lah karena pas dimakan rasanya beda dari sebelumnya. Pas udah tanak, tekstur nasinya itu keras, terus suami saya itu bilang coba bulatkan nasi kemudian suami lemparkan nasi yang dibulatkan tadi ternyata membal 5-10 cm, dua kali membalnya. Harusnya beras biasa kan lengket bukan membal," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, Teti juga semakin ragu setelah uji coba dengan cara direndam dan dibakar. Ketika dibakar, Teti mencium aroma lelehan plastik.

"Nah, makin ragu kita kan. Anak saya searching ciri-ciri beras sintetis dan cara uji cobanya. Pas cara pertama, disuruh dibakar namun pas dibakar itu seperti air meleleh dan baunya itu bau bakar seperti bau plastik dibakar. Tapi pas cara kedua, waktu direndam dengan air, berasnya itu tidak mengambang karena pas baca di Google katanya kan kalau plastik mengambang," kata Teti.

Terkait keraguan keaslian beras ini, Teti akhirnya memilih untuk tidak mengonsumsinya. Ia pun memilih untuk membeli langsung beras ke kilang padi di Lubuk Pakam. Bahkan, Teti membeberkan jika sang suami lebih memilih untuk menyetok jagung dan kentang.

"Akhirnya kami tidak makan berasnya karena ragu setelah kami coba buktikan. Jadi kami rencana mau ke kilang padi lah yang di Pakam, karena biar lebih percaya aja. Enggak papa bayar mahal lah, itu mau kena Rp 180-an daripada kami makan beras tapi ragu-ragu, takut pula kami makan beras plastik," jelas Teti.

"Terus suami saya kan orang saya kan parno kalau masalah makanan, dia ini udah nyetok kentang sama jagung daripada bahaya masuk ke tubuh. Ini tadi kami sekeluarga makan jagung semua," ucapnya.




(afb/afb)


Hide Ads