Mentan Ngaku Tersinggung Soal Warga Papua Disebut Meninggal karena Kelaparan

Mentan Ngaku Tersinggung Soal Warga Papua Disebut Meninggal karena Kelaparan

Nizar Aldi - detikSumut
Jumat, 04 Agu 2023 23:30 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberi pengarahan di Kantor Gubernur Sumut di Medan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberi pengarahan di Kantor Gubernur Sumut di Medan. (Foto: Nizar Aldi/detikSumut)
Medan -

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengaku sangat tersinggung karena warga Papua disebut meninggal karena kelaparan. Padahal menurutnya, warga tersebut meninggal karena diare.

Hal itu disampaikan Syahrul saat rapat koordinasi penanggulangan El Nino di Kantor Gubernur Sumatera Utara. Awalnya SYL mengatakan datang ke Sumut atas perintah Presiden Joko Widodo.

"Kehadiran saya ke sini diminta Pak Presiden untuk, tentu saja atas nama negara, atas nama Kementerian Pertanian minta tolong mari kita selamatkan bangsa dan rakyat Indonesia yang jumlahnya 280 juta orang lebih," kata Syahrul di kantor Gubernur Sumut, Jumat (4/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan tersebut mengaku mengetahui jika kebutuhan pangan di Sumut sudah terpenuhi sebelum Gubernur Sumut Edy memaparkan soal stok di Sumut. Namun, Syahrul menyebutkan jika masalah kebutuhan pangan tersebut berbicara Indonesia secara keseluruhan.

"Saya tahu Pak Gub, sebelum dikasih lihat masalah Sumatera Utara sudah selesai, terima kasih Pak Gub. Tapi kan kita ngurusin ini seluruh Indonesia, orang Sumatera Utara nggak boleh hanya hidup sendiri," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Syahrul kemudian berbicara jumlah penduduk di Indonesia terbesar keempat di dunia setelah India, China dan Amerika Serikat. Dia menegaskan jika tidak boleh terjadi apa-apa kepada seluruh masyarakat Indonesia.

"Hari ini saya datang untuk, ini adik-adik saya, Pak Kajari, Pak Kajati, untuk kita 280 juta orang nih, kita negara terbesar keempat di dunia setelah India, China, Amerika Serikat dan Indonesia, karena Pak Gubernur nya Pak Edy, Pak Dandim nya, Pak Kapolres nya, kita, Pak Kapolda, Pak Kejati, adik-adik semua, kita semua pejabat, Pak Kadis, nggak boleh terjadi apa-apa sama bangsa ini, kita ada kok," ucapnya.

Setelah itu, Syahrul menyebut jika tidak enak jika ada masyarakatnya kelaparan saat dia jadi menteri. Kemudian dia mengaku sangat tersinggung saat warga Papua disebut meninggal karena kelaparan, padahal diare.

"Dan alangkah nggak enaknya Pak Edy, kalau kita Menteri dan di saat ini ada orang kelaparan dan saya tersinggung banget di bilang Papua kelaparan, padahal enggak kok, dia diare," ungkapnya.

Sebab, 6 warga Papua tersebut meninggal merupakan satu rumah. Kelaparan sendiri bisa disebut jika sudah satu kampung.

"Orang meninggal satu rumah, kalau kelaparan itu satu kampung, media ekspose kelaparan, padahal enggak, makanya itu ada 10 ribu orang beras dari Sumut aja ke sana selesai," ujarnya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..

Dilansir dari detikSulsel, sebanyak 6 warga di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah meninggal dunia gegara kemarau panjang. Musim kemarau yang menyebabkan kekeringan itu juga membuat warga terancam kelaparan.

"Bencana kekeringan telah menimbulkan korban jiwa sebanyak 6 orang dan kelaparan bagi masyarakat di daerah terdampak," kata Bupati Puncak Willem Wandik dalam keterangannya, Jumat (27/7).

Willem menyebut 5 korban meninggal merupakan orang dewasa dan 1 orang lainnya bayi berusia 6 bulan. Korban berasal dari dua distrik yang terdampak kemarau panjang.

Syahrul Yasin Limpo kemudian membantah jika penyebab meninggalnya warga itu akibat kelaparan. Dilansir dari detikNews, ia mengungkap penyebab enam warga meninggal di Kabupaten Puncak, Papua Tengah menurut laporan, keenam warga itu meninggal akibat diare.

"Saya habis dua-tiga hari, dua hari terakhir ini ngecek banget apa itu kelaparan membuat dia meninggal. Kok kalau meninggal kelaparan kok cuma satu keluarga? Jadi kelaparan itu bersifat masif. Oleh karena itu, yang ada menurut laporan dari sekwilda dan kadis setempat bukan kelaparan. Diare," kata Syahrul di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (2/8).

Syahrul menuturkan keenam warga itu mulanya mengalami muntah, kemudian mereka mengalami diare dan dehidrasi.

"Hari pertama dia muntah. Siangnya 20 kali; 10-20 Kali. Malamnya dia diare. Dehidrasi. Itu yang saya tahu," ujarnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Perintah Prabowo Seusai Mentan Lapor Kasus Beras Oplosan"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads