BI Ungkap 3 Celah Pengembangan Ekonomi Syariah di Wilayah Sumatera

BI Ungkap 3 Celah Pengembangan Ekonomi Syariah di Wilayah Sumatera

Andika Syahputra - detikSumut
Sabtu, 22 Jul 2023 21:20 WIB
Pembukaan Festival Ekonomi Syariah di Istana Maimun Medan. (Foto: Istimewa)
Foto: Pembukaan Festival Ekonomi Syariah di Istana Maimun Medan. (Foto: Istimewa)
Medan -

Ekonomi dan keuangan syariah di wilayah Sumatera berpotensi untuk terus tumbuh. Perkembangan ekonomi syariah tidak terlepas dari dukungan digitalisasi.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diakselerasi untuk pengembangan ekonomi syariah selain digitalisasi yakni, sertifikasi halal, dan keuangan sosial.

"Terdapat tiga celah pengembangan ekonomi syariah yang perlu diisi," ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (22/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juda menyampaikan itu ketika upacara pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera, di Istana Maimun Medan, Jumat (21/7) malam. Dia kemudian merinci tiga hal yang perlu dikembangkan itu untuk meningkatkan ekonomi syariah.

"Pertama, masih ada pangsa yang perlu dikembangkan, misalnya industri wisata muslim. Kedua, pangsa pasar keuangan syariah masih stagnan pada 10 persen di tengah ekspansi produk keuangan syariah yang masih terbatas. Ketiga, aspek literasi yang menunjukkan indeks literasi ekonomi syariah Indonesia masih pada posisi 23,3 persen dan masih jauh dari targetnya 50 persen pada tahun ini," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut dijelaskannya, berdasarkan survei yang dilakukan BI, masyarakat di Provinsi Sumatera Barat yang paling tinggi terliterasi ekonomi syariah. Menurut dia, itu menjadi yang tertinggi di Pulau Sumatera.

"Di Sumatera, berdasarkan survei BI, masyarakat terliterasi ekonomi syariah tertinggi adalah Sumatera Barat 66 persen, disusul Sumut, Aceh dan Jambi yang berkisar 20 persen.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menilai Festival Ekonomi Syariah regional Sumatera 2023 sebagai wadah akselerasi pengembangan ekonomi syariah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Dengan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia yang terus meningkat, kata Teten, pemerintah terus berupaya untuk memperluas dan mempercepat capaian sertifikasi halal, khususnya bagi pelaku UMKM melalui sosialisasi, pendampingan, dan program Sehati (Sertifikasi Halal Gratis).

"Melihat potensi industri halal di Indonesia dan respons pasar global yang begitu besar, kolaborasi perlu terus dilakukan untuk membangun ekosistem halal berkelanjutan, termasuk meningkatkan keterlibatan UMKM dalam ekonomi syariah," katanya pada kesempatan yang sama.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads