Mengenal Obligasi untuk Investasi, Cocok Bagi Investor Ingin Risiko Rendah

Mengenal Obligasi untuk Investasi, Cocok Bagi Investor Ingin Risiko Rendah

Kartika Sari - detikSumut
Jumat, 14 Jul 2023 22:50 WIB
Ilustrasi investasi saham
Foto: Pixabay
Medan -

Pasar Modal tak hanya mengenal saham dalam dunia investasi. Ada obligasi korporasi dan pemerintah yang dapat dicoba.

"Para investor di pasar modal bisa berinvestasi pada dua instrumen ini (obligasi korporasi dan perusahaan). Obligasi korporasi diterbitkan oleh perusahaan swasta, BUMD, atau BUMN, sedangkan obligasi pemerintah diterbitkan oleh pemerintah," ungkap Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut Muhammad Pintor Nasution, Jumat (14/7/2023).

Pintor menjelaskan bahwa obligasi korporasi terbagi atas obligasi dengan kupon tetap, obligasi dengan kupon variabel, dan obligasi dengan prinsip syariah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, obligasi pemerintah terbagi atas obligasi dengan kupon tetap (seri FR - Fixed Rate), obligasi dengan kupon variabel (seri VR - Variable Rate), dan obligasi dengan prinsip syariah atau Sukuk Negara.

"Investor bisa membeli obligasi korporasi dan obligasi pemerintah di pasar perdana maupun di pasar sekunder. Jika investor berencana menjual instrumen investasi ini sebelum jatuh tempo, bisa di pasar sekunder, atau di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui perantara perusahaan sekuritas atau market makerbank yang menjadi agen penjual," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Obligasi dikenal sebagai salah satu instrumen investasi dengan risiko yang rendah. Meskipun return yang dihasilkan tidak setinggi investasi high risk seperti saham.

Pintor menyebutkan investor dari dua obligasi ini rata-rata berprofesi sebagai manager investasi yang mengelola dana maupun instansi. Namun, tak menutup kemungkinan untuk membeli obligasi dengan nilai yang lebih kecil.

"Mayoritas pembeli obligasi korporasi dan obligasi pemerintah adalah investor institusi seperti manajer investasi yang mengelola reksa dana pendapatan tetap atau discretionary fund, dana pensiun, perusahaan asuransi, dan institusi lain. Karena nilai nominal pembelian obligasi korporasi dan obligasi pemerintah umumnya besar, tergantung kebijakan tiap perusahaan sekuritas atau dealer," kata Pintor.

"Akan tetapi, terdapat obligasi ritel atau Sukuk Ritel (SUN syariah) yang bisa dibeli dengan nilai nominal yang lebih kecil, yang diperuntukkan khusus bagi investor individu," lanjutnya.

Pihak yang menerbitkan efek atau obligasi harus membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan, kepada pihak pembeli obligasi.

"Keunggulan obligasi terletak pada nilai investasi yang stabil dan risiko yang rendah. Sehingga investasi ini sangat cocok untuk investor dengan profil konservatif yang tidak mau menerima risiko yang besar," jelasnya.

Ada empat keuntungan jika investor membeli obligasi, yaitu, pertama, mendapatkan kupon yang memiliki potensi nilai lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito.

Kedua, selain mendapatkan kupon, investor juga bisa memperjualbelikan obligasi yang dimiliki di pasar sekunder untuk mendapatkan capital gain.

Ketiga, risiko yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan saham dan keempat, terdapat banyak pilihan seri obligasi yang dapat dibeli di pasar sekunder.

Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia dijamin dalam Undang-Undang No.24 tahun 2022 Tentang Surat Utang Negara. Dalam Undang-Undang disebutkan bahwa Pemerintah Republik Indonesia menjamin pembayaran bunga dan pokoknya sesuai dengan masa berlakunya.

Di sisi lain, obligasi korporasi memiliki peringkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi pemerintah sementara itu obligasi korporasi bergantung pada kinerja penerbit obligasi yang indikatornya terlihat pada rating perusahaan.

Salah satu syarat perusahaan menerbitkan obligasi harus menyampaikan rating perusahaan yang diperoleh dari lembaga rating yang tercatat di OJK.

"Rating ini menjadi pertimbangan investor dalam membeli obligasi. Tentu saja, semakin tinggi rating perusahaan, semakin rendah imbal hasil atau kupon bunga yang dibagikan perusahaan kepada investor. Sebaliknya, semakin rendah rating obligasi, semakin tinggi kupon bunga yang dibagikan, untuk menoleransi risiko investasi yang lebih tinggi pula," ucapnya.

Secara keseluruhan, obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan efek untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads