Resmi Naik, Warga Sumut Perlu Rogoh Kocek Segini untuk Beli Rumah Subsidi

Resmi Naik, Warga Sumut Perlu Rogoh Kocek Segini untuk Beli Rumah Subsidi

Kartika Sari - detikSumut
Kamis, 06 Jul 2023 05:00 WIB
Ilustrasi Rumah Subsidi
Ilustrasi Rumah Subsidi (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Medan - Harga rumah subsidi mengalami kenaikan tahun ini. Pemerintah melakukan penyesuaian harga mengikuti harga terkini bahan baku bangunan.

Ketua Bidang Hubungan Antarlembaga Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Irwansyah Putra Ray mengungkapkan kenaikan harga ini dilakukan setelah tertunda selama pandemi.

Ia menyebutkan, kenaikan harga rumah subsidi biasanya selalu naik setiap tahun sebesar tujuh persen.

"Kita turut mengapresiasi ya, seharusnya kenaikan sudah lama karena kan sudah tiga tahun tidak ada kenaikan sedangkan bahan baku sudah naik banyak. Biasanya rata-rata kenaikan itu tujuh persen, tapi selama pandemi tidak ada kenaikan," ungkap Irwansyah kepada detikSumut, Rabu (5/7/2023).

Sebelum mengalami kenaikan, harga rumah subsidi dipatok seharga Rp 150.500.000, kemudian pada tahun 2023 naik sebesar Rp 162 juta dan rumah subsidi pada tahun 2024 dipatok seharga Rp 166 juta untuk wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali.

"Awal tahun lalu itu Rp 150.500.000, saat ini Rp 162 juta dan tahun 2024 itu sudah keluar jadi Rp 166 juta untuk Sumatera, Jawa, dan Bali," ujarnya.

Irwansyah menjelaskan bahwa kenaikan harga rumah subsidi juga berbanding lurus dengan kenaikan harga bahan baku seperti besi, semen yang mengalami rata-rata kenaikan hingga 30 persen.

"Kalau untuk produk lokal itu batu bata ya, kenaikannya itu terkait iklim, kalau hujan itu biasanya Rp 310 jadi Rp 600 per buah. Kalau semen, besi ataupun material lain naik rata-rata 30 persen dibanding sebelumnya. Kalau kenaikan signifikan ini besi ya, karena kemarin di Kementerian PUPR kita boleh pakai besi delapan, kalau sekarang kita dituntut untuk meningkatkan kualitas, jadi kita tidak bisa pakai besi delapan lagi tapi besi sepuluh. Jadi costnya yang nambah, disamping harga besi naik, speknya dinaikkan," jelas Irwansyah.

Irwansyah menyebutkan Sumut kekurangan sekitar 700 ribu rumah. Sementara itu, kapasitas produksi pengembang di Sumut tahun 2021 itu 9500 rumah dan tahun 2022 ada 11 ribu rumah.

Namun, Irwansyah menyebut pada tahun 2023 ini, banyak pengembang yang masih beralih ke rumah komersial, sehingga akan terjadi pengurangan produksi rumah subsidi untuk tahun ini.

"Ada peningkatan di tahun 2022, tapi rata-rata kalau digeneralkan itu ada 10 ribu unit per tahun. Sementara kekurangan rumah ada 700 ribu, jadi tidak akan pernah capai ya. Tahun ini kemungkinan turun karena banyak teman-teman developer yang harga rumah subsidi tidak naik-naik. Jadi developer banyak ambil rumah komersil, tidak rumah subsidi lagi, jadi prediksi kita pasokan rumah subsidi di Sumut turun," kata Irwansyah.




(afb/afb)


Hide Ads