Bisnis parcel semakin menggeliat pada momen Lebaran tahun ini. Bahkan, banyak pedagang parcel mengalami peningkatan omzet hingga lebih dari 100 persen.
"Pergerakan bisnis parcel tahun ini masyarakat total sekali. Tahun lalu pesanan masih 50 persen, tahun ini lebih dari 100 persen all ini mulai dari korporasi, pribadi, dan lembaga," ungkap pemilik bisnis Zyaa Parcel, Zuriani kepada detikSumut, Selasa (11/4/2023).
Zuriani mengakui dirinya kebanjiran orderan mulai sebelum Ramadan. Bahkan, orderan dirinya terus berdatangan hingga pekan ketiga Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari dua minggu sebelum puasa sudah masuk. Kalau korporasi memang dari awal karena kan mereka custom dan juga kuotanya banyak, jadi kita persiapan dulu. Kalau sekarang itu lebih yang kecil-kecil," ujarnya.
Untuk pengiriman parcel, Zuriani sudah melakukan pengiriman mulai dari Padang Sidempuan, Nias, Aceh, hingga Padang.
Berdasarkan pantauan detikSumut, Zuriani dan timnya tampak merangkai parcel yang didominasi oleh peralatan makan seperti piring dan gelas keramik. Ternyata, model parcel seperti ini kian banyak digemari oleh masyarakat.
Model dan ukurannya pun beraneka ragam dengan harga mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
"Saat ini banyak masyarakat yang tertarik dengan konsep keramik dan peralatan yang bisa digunakan, jadi parcelnya ini lebih ke bermanfaatan," kata Zuriani.
Diakuinya, untuk bahan baku parcel ini rata-rata ia pesan dari pulau Jawa. Zuriani mengatakan kualitas dan harga menjadi pertimbangan.
"Kalau untuk bahan bakunya rata-rata kita dari pulau Jawa. Harganya lebih murah bahkan tiga kali lipat dibanding di Medan. Terus juga untuk keranjangnya lebih rapi dan bisa kita custom," kata Zuriani.
Misalnya saja, harga 1 keranjang di Kota Medan seharga Rp 120 ribuan, namun Zuriani dapat membeli keranjang di pulau Jawa seharga Rp 40 ribuan.
Saat disinggung mengenai omzet, Zuriani menyebutkan dirinya sudah mendapatkan kurang lebih hampir Rp 500 juta.
"Untuk sampai hari ini saja kita sudah bisa menghasilkan Rp 480 jutaan, kalau tahun lalu kan masih awal-awal selesai pandemi itu sekitar Rp 160 jutaan. Jauh meningkat dibanding tahun sebelumnya," ucapnya.
(dhm/dhm)