Sumatera Utara (Sumut) tercatat mengalami deflasi sebesar 0,31 persen pada Maret 2023. Rendahnya harga cabai merah sepanjang bulan itu menjadi pemicu utama deflasi di Sumut.
"Deflasi penyumbang cukup besar itu cabai merah yang menyumbang deflasi 0,10 persen," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik Sumut (BPS) Sumut Nurul Hasanudin, Senin (3/4/2023).
BPS Sumut mencatat, cabai merah juga mendorong deflasi secara tahunan sebesar 0,22 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain cabai merah, ada beberapa komoditi penyumbang deflasi seperti telur ayam ras sebesar 0,04 persen, cabai rawit sebesar 0,03 persen, minyak goreng 0,03 persen, dan bawang merah sebesar 0,03 persen.
Seperti diketahui, harga cabai merah mengalami penurunan sejak dua bulan terakhir. Bahkan, harga cabai merah sempat berada di harga Rp 17.000-Rp 25.000 per kg di beberapa pasar Kota Medan.
Sementara itu, apabila dilihat dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, harga cabai merah hari ini di Kota Medan masih cukup rendah.
Harga cabai merah Pasar Simpang Limun misalnya Rp 22.000 per kg, Pasar Palapa dan Pusat Pasar seharga Rp 20.000 per kg. Kemudian ada Pasar Petisah mematok harga cukup agak mahal seharga Rp 25.000 per kg.
Saat dikonfirmasi kepada petani cabai di Deli Serdang, Relly membenarkan bahwa harga cabai merah saat ini sedang anjlok di tingkat petani. Bahkan, Relly menyebut harga pada bulan Ramadan ini terendah selama dua tahun terakhir.
"Saya tidak tahu juga ini kenapa harga cabai murah sementara kalau kita lihat di daerah lain tidak sedang panen raya, tapi kok daya beli menurun. Harga ini terendah dalam dua tahun terakhir bahkan awal Ramadan mencapai Rp 8.000 per kg," kata Relly kepada detikSumut.
Relly mengakui bahwa sejauh ini belum ada kerja sama dari kelompok tani di Kelurahan Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Deli Serdang dengan BUMD terkait penyerapan cabai merah.
"Sama sekali belum ada. Kedepannya ada rencana dengan Pemko Medan terkait pembelian panen cabai di kelompok kita. Suda ada dua kali pertemuan dengan Pemko Medan dengan penawaran harga dari kita Rp 30 ribu per kg flat. Tapi sejauh ini belum ada bahasan lanjut," kata Relly.
Untuk dapat meminimalisir terbuangnya cabai merah di tingkat petani, Relly mengatakan untuk dapat melakukan pola panen untuk dapat memaksimalkan kebutuhan di pasaran.
"Panen kan per harinya bisa mencapai 5 ton bahkan lebih, karena kalau kita paksakan untuk panen semua, maka akan mempengaruhi harga karena hasil panen akan menumpuk di salah satu pasar. Antisipasi kita agar barang terserap konsumen, kita atur pola panen agar mencukupi dari pasar-pasar," pungkasnya.
(dpw/dpw)