BI Naikkan Bunga Acuan Jadi 5,5 Persen, Ini Kata Ekonom

BI Naikkan Bunga Acuan Jadi 5,5 Persen, Ini Kata Ekonom

Kartika Sari - detikSumut
Kamis, 22 Des 2022 17:56 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia, lgo bank indonesia, bi, gedung bank indonesia di Jakarta
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: Rachman Haryanto)
Medan -

Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,5 persen. Keputusan ini dilakukan untuk meredam inflasi yang masih tinggi.

"Kenaikan suku bunga yang terukur ini sebagai langkah lanjutan untuk terus berlanjutnya ekspektasi inflasi, sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran tiga persen plus minus satu persen, " ungkap Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat konferensi pers virtual, Kamis (22/12/2022).

Ekonom Sumut Gunawan Benjamin menilai bahwa kenaikan suku bunga acuan 25 basis poin ini untuk menjaga nilai tukar Rupiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya menilai kenaikan bunga acuan yang kembali dilakukan BI sebesar 25 basis poin, memberikan penekanan akan pentingnya menjaga nilai tukar Rupiah agar tidak melemah di luar sasaran. Pada dasarnya memang pelemahan rupiah sangat berpotensi besar terhadap pembentukan laju tekanan inflasi di Tanah Air," ujar Gunawan.

Sebagai informasi, inflasi di Indonesia banyak digerakkan dari kenaikan harga bahan baku industri maupun pertanian, energi, bahan pangan maupun barang modal dari negara lain atau diimpor (imported inflation).

ADVERTISEMENT

Tak dapat dipungkiri bahwa tekanan laju inflasi dari negara lain turut mempengaruhi pergerakan inflasi di Indonesia lewat barang yang harganya memang sudah naik tinggi dari negara asal.

"Jika kebijakan BI yang menaikkan suku bunga acuan, maka inflasi yang diakibatkan dari pelemahan Rupiah ini yang coba dihindari. Karena kalau menekan harga barang yang dari negara lain ini di luar kemampuan BI," tutur Gunawan.

Dikatakan Gunawan, kenaikan suku bunga acuan ini diprediksi dapat meminimalisir kemungkinan adanya capital outflow dari pasar keuangan domestik.

"Hanya saja kita harus memperhitungkan ulang plus minus menaikkan bunga acuan dengan mengorbankan pertumbuhan. Namun saya yakin BI sudah memperhitungkan semuanya, dengan menaikkan bunga acuan saat ini," jelasnya.

Sementara itu, tren kenaikan bunga acuan global memang masih akan berlanjut di tahun depan. Gunawan menyebutkan hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi BI ke depan.

"Ini menjadi PR besar bagi Bank Indonesia nantinya. Saya menilai banyak bank sentral di dunia ini yang lebih memilih masuk dalam jurang resesi, ketimbang harus berhadapan dengan laju tekanan inflasi yang tinggi. Semua mengarah pada satu kebijakan yang sama yakni menaikkan bunga acuan untuk meredam inflasi," pungkasnya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads