Larangan Ekspor Dicabut, Minyak Sawit Asal Sumut Tembus Triliunan

Larangan Ekspor Dicabut, Minyak Sawit Asal Sumut Tembus Triliunan

Kartika Sari - detikSumut
Senin, 18 Jul 2022 14:56 WIB
Workers load palm oil fresh fruit bunches to be transported from the collector site to CPO factories in Pekanbaru, Riau province, Indonesia, April 27, 2022. REUTERS/Willy Kurniawan
Ilustrasi sawit. Foto: REUTERS/WILLY KURNIAWAN
Medan -

Minyak sawit atau CPO asal Sumut tercatat sebagai komoditi paling banyak diekspor per Juni 2022. Bulan ini, nilai ekspor minyak sawit asal Sumut meningkat pesat setelah keran ekspor untuk minyak sawit dibuka kembali pada bulan Mei lalu.

"Saat itu memang ditutup sementara nah waktu dibuka kembali keran (ekspor) ya para eksportir mulai ekspor lagi, kita syukuri adanya peningkatan signifikan. Karena takutnya juga banyak saingan kita untuk ekspor CPO ini," ungkap Kepala Balai Karantina Pertanian Belawan Andi Yusmanto kepada detikSumut, Senin (18/7/2022).

Berdasarkan data Balai Karantina Pertanian Belawan, volume ekspor minyak sawit per Juni 2022 sebanyak 182 ton dengan nilai ekspor sebesar Rp 1,2 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan bulan Mei lalu yang mengekspor minyak sawit hanya sebanyak 31 ton dengan nilai ekspor sebesar Rp933 miliar.

Selain volume dan nilai ekspor, pasar tujuan ekspor minyak sawit asal Sumut pada bulan Juni ini juga kembali meningkat dibanding sebelumnya.

ADVERTISEMENT

Tercatat, ada 11 negara yang kembali menerima ekspor minyak sawit, diantaranya Brazil, Bulgaria, India, Vietnam, Mozambik, Yunani, Senegal, Alegria, Turki, Federasi Rusia, Mesir, Perancis, dan lainnya.

Dikatakan Andi, sejauh ini belum ada data negara baru untuk permintaan ekspor CPO asal Sumut.

"Sementara belum ada karena nilai ekspor ini sistemnya kontrak. Kita berharap ada negara baru untuk CPO tahun ini ada karena permintaan ini berdasarkan kontrak di awal tahun," ujarnya.

Sementara itu, Andi juga menyebutkan bahwa dengan adanya pencabutan pungutan ekspor CPO sementara hingga 31 Agustus mendatang akan membangkitkan kembali geliat eksportir untuk mengirim komoditinya.

"Jadi untuk menggenjot lagi ekspor CPO ini. Dan berharap ada kenaikan signifikan untuk ekspor lagi karena pajak ekspor yang di-nolkan. Kedepan akan meningkat lagi untuk jumlah ekspor CPO ini, mudah-mudahan lah," ucapnya.




(bpa/bpa)


Hide Ads