Nilai ekspor di Sumatera Utara mengalami penurunan pada Mei 2022. Penurunan kinerja ekspor itu mencapai 40,99 persen menjadi US$ 761,86 juta dari sebelumnya US$ 1,2 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nurul Hasanudin mengungkapkan bahwa penurunan nilai ekspor itu terjadi lantaran adanya larangan ekspor.
"Kita lihat di bulan Mei kemarin memang ada kebijakan larangan ekspor CPO sehingga di situ mungkin ada tekanan jumlah komoditas yang kita ekspor ke mancanegara," ungkap Nurul, Selasa (12/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun begitu, Nurul menyebutkan bahwa sektor industri masih tetap mendominasi sebaran ekspor sebesar 94,3 persen dan pertanian sebesar 5,68 persen.
"Kalau kita lihat share ekspor ini masih lemak dan hewan nabati yang masih tercatat cukup besar sebesar US$ 163,63 juta," ujarnya.
Nurul menyebutkan saat ini pangsa ekspor terbesar masih dipegang oleh Tiongkok sebesar US$ 151,42 juta, Amerika Serikat US$ 88,76 juta, dan Jepang US$ 52,01 juta.
"Dari ketiga pangsa utama ini mencatat 38,36 persen dari mendominasi tujuan ekspor," ucap Nurul.
(dpw/dpw)