Driver Gojek Pertama Pernah Jadi Korban Penyanderaan Selama 4 Jam

Berita Nasional

Driver Gojek Pertama Pernah Jadi Korban Penyanderaan Selama 4 Jam

Tim detikFinance - detikSumut
Rabu, 22 Jun 2022 11:14 WIB
Driver Gojek 001, Mulyono
Mulyono, Driver Gojek 001 (Foto: Kholida Qothrunnada)
Medan -

Kehadiran ojek online atau ojol di Indonesia tidak semulus yang dibayangkan, apalagi driver yang bekerja di lapangan. Mereka kerap bersinggungan dengan ojek pangkalan alias opang yang menolak kehadiran ojol.

Opang menilai hadirnya ojol membuat rezeki mereka hilang. Kalau di Medan selain bersinggungan dengan opang, ojol juga mendapat penolakan dari para pengemudi becak bermotor atau betor. Perlahan kehadiran ojol bisa diterima oleh masyarakat dan semua kalangan. Bahkan saat ini ojol sudah seperti menjadi kebutuhan masyarakat, karena banyak layanan yang dapat dimanfaatkan penggunanya.

Asam garam di awal kemunculannya dialami betul oleh Mulyono, yang dikenal sebagai driver Gojek pertama. Bahkan Mulyono pernah sampai menjadi korban penyanderaan hingga empat jam lamanya. Peristiwa itu terjadi pada tahun 2015 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini mungkin saya cerita pertama kali, saya belum pernah bilang ke ke mana-mana. Bahkan saya pernah di sandera di JCC Senayan awal 2015. Kejadiannya sebenarnya malam, jadi di JCC ada event, ada teman Gojek digebukin sama opang di situ. Nah, waktu itu kan kalau ada temen-teman Gojek yang digebukin pasti langsung tuh 'Hijauin'. Tapi, si teman-teman Gojek ini siangnya nyerang banyak. Kan dulu sistemnya gitu. Kan kita punya grup WA, itu kan ke sebar se Jakarta," ungkap Mul dikutip dari detikFinance, Rabu (22/6/2022).

Padahal niat Mul hanya ingin meredam, karena sejatinya korban sudah dilaporkan ke pihak kepolisian. Jadi, tinggal menunggu diproses. Saat itu, Mul pun merasa bentrok tersebut telah usai, dan berpikir ingin melanjutkan cari orderan.

ADVERTISEMENT

Namun, sialnya para opang memutuskan membawa Mul untuk disandera terlebih dahulu selama 4 jam, hingga pada akhirnya ia dibebaskan.

"Terus opang ada yang bilang, 'ono noh pentolannya'. Saya disandera, digamparin, saya disandera di belakang pangkalan opang di situ cukup lama 4 jam di sana. Saya ditanya, yang backup Gojek dari mana, saya bilang dari Paspampres. Saya bilang ke opang, kan Bapak tahu justru saya mau bubarin teman-teman driver jangan main hakim sendiri, harusnya terima kasih sama saya. Udah saya jelasin semuanya, tapi mereka nggak terima, Dan suruh manggil komandan saya. Mereka ngobrol akhirnya, jam 8 malam saya baru bisa pulang," katanya.

Pria yang sekarang berusia 53 tahun itu mengungkapkan, bahwa dirinya memang kerap menjadi korban penganiayaan para opang, bahkan pernah dilempar baru hingga mengenai kepalanya. Bukan hanya itu, Mul juga pernah dikalungi senjata tajam. Hal ini membuat keluarga Mul melarang dirinya untuk menjadi driver Gojek lagi.

"Kalau saya cerita di 2013, di suatu daerah di Tangerang, saya nganter paket tidak diperkenankan masuk dalam satu komplek sama opang. Sampai saya ditabok lah, karena saya pakai jaket Gojek. Gamparan, cacian, sering sekali kita dapet, tonjok beberapa kali sering banget. Yang kejamnya, saya pernah dikalungin senjata tajam. Itu sesuatu hal yang bahkan keluarga, anak, istri itu sampai melarang udah lah berhenti aja di Gojek. Diteruskan bahwasanya, udah balik lagi aja ke opang," ungkap Mul.

Mul Juga Pernah Jadi Korban Pengeroyokan. Baca Halaman Berikutnya:

Tidak sampai di situ, dia sempat dikeroyok para opang komplek saat ia hendak mengambil paket orderan yang masuk. Mul yang seorang diri itu kemudian ditendang hingga digampar. Sehingga, pada akhirnya ia harus membatalkan orderannya.

"Bahkan saya pernah di Jababeka, di tahun 2014-an kalau waktu itu ketengilan saya. Jelas-jelas ada tulisan spanduk gede Gojek dilarang ambil orderan. Nah, pikiran saya nih Jababeka ke Ciledug kan lumayan nominalnya Rp 125 ribu. Saya ambil, padahal ini orderan paket. Saya nggak tahu, pas mau sampai rumah customer saya udah dikelilingin sama opang sekitar 8 orang. Katanya, disini Gojek dilarang ambil orderan. Saya jawab aja nggak tahu, terus mereka minta cancel. Hp saya mau direbut, tapi saya nggak kasih. Kata mereka sama aja mau paket mau orang, pokoknya Gojek dilarang ambil orderan di wilayah Jabebeka. Itu saya ditendang, digampar, saya dikeroyok. Terus saya diamanin dan ditolongin sama security komplek. Orderan saya cancel. Ya udah," jelasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: GoTo Pastikan Driver Ojol yang Bertemu Gibran Mitra Gojek"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads