HIPMI: Pengelolaan Pangan di Sumut Belum Maksimal

HIPMI: Pengelolaan Pangan di Sumut Belum Maksimal

Tim detikSumut - detikSumut
Minggu, 12 Jun 2022 20:34 WIB
Ketua BPD Sumut Ade Jona bersama Presiden Jokowi
Ketua BPD Sumut Ade Jona bersama Presiden Jokowi (Foto: istimewa)
Medan -

Ketua BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Sumatera Utara, Ade Jona Prasetyo menilai potensi bisnis pangan dan energi di Sumut cukup besar. Namun, belum mampu dimaksimalkan dengan baik.

"Di Sumut sendiri potensi wilayah kita sebenarnya besar tapi belum termaksimalkan. Mungkin memang harus kita sosialisasikan dan gerakkan lagi," ujar Jona melalui keterangannya, Minggu (12/6/2022).

Jona mengatakan saat ini Sumut memang terus berupaya meningkatkan produksi karena kebutuhan yang terus meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan cuma jagung tapi juga pangan lain yang disebutkan Bapak Presiden. Seperti kedelai yang sentra produksinya di Sumut itu ada di Padang Lawas Utara, Langkat, Padang Lawas, dan Padangsidempuan," sebutnya.

Untuk itu BPD HIPMI Sumut dan BPC HIPMI se-Sumut akan berkolaborasi dengan pemerintahan provinsi Sumut dan kabupaten/kota.

ADVERTISEMENT

"Supaya lebih maksimal peluang di tiap-tiap kabupaten/kota dan pengaruhnya dapat terlihat untuk perekonomi daerah maupun nasional sampai tahun 2045 nanti," jelasnya.

Jona berharap ke depannya pengusaha di Sumut dapat memenuhi harapan Presiden dan bekerja keras menghadapi tantangan-tantangan untuk membangun Indonesia.

"Apalagi kemarin kita merayakan ulang tahun HIPMI ke 50. Usia emas ini harus kita buktikan dengan kuatnya kemampuan enterpreneurship para anggota HIPMI yang bisa membantu menjawab tantangan di daerah masing-masing," tuturnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengatakan kenaikan harga pangan dan energi ini menjadi persoalan besar yang dihadapi pemerintah. Pasalnya, kenaikan harga energi dan pangan ini akan mengakibatkan inflasi.

Meski begitu, Jokowi menilai kondisi ini dapat menjadi peluang bagi pengusaha di Indonesia.

"Saya mengajak kepada seluruh anggota HIPMI untuk masuk ke bidang ini. Tanam jagung pasti untung karena harga jagung baik," ujarnya saat menghadiri acara HUT 50 tahun HIPMI di Jakarta Convention Center, Jumat (10/6).

Jokowi menyebutkan pemerintah berhasil menurunkan jumlah impor jagung dari 3,5 juta ton di 2017 menjadi 800 ribu ton di kuartal pertama 2022. Saat ini diperkirakan akan terdapat sekitar 13 juta orang yang mulai mengalami krisis pangan di sejumlah negara.

"Yang berkaitan dengan pangan itu hati-hati ke depan. Tetapi juga menjadi peluang bagi para pengusaha, terutama anggota HIPMI untuk masuk ke bidang-bidang ini. Pangan, energi ini adalah peluang," katanya.




(astj/bpa)


Hide Ads