Pengungsi terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Aceh Tamiang, Aceh, mengeluhkan bantuan yang mereka terima masih minim. Warga yang saat ini berada di tenda pengungsian membutuhkan bantuan selimut dan kelambu.
Indra Sakti, korban banjir warga Desa Sumber Baru, Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang, menyebut hampir setengah pemukiman penduduk terdampak parah di antaranya ada yang hilang terseret arus banjir yang terjadi pada akhir November.
"Sebagian warga yang rumah terdampak parah masih di pengungsian. Saat ini, pengungsi dari Desa Sumber Makmur membutuhkan bantuan. Bantuan yang kami terima masih minim," kata Indra dikutip detikNews dari Antara, Rabu (24/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indra menjelaskan sebagian warga korban banjir masih bertahan di pengungsian. Mereka mengungsi di masjid setempat karena belum dapat kembali akibat material banjir masih menimbun pemukiman.
"Kami butuh kelambu dan selimut. Saat ini, banyak nyamuk dan kami khawatir terserang penyakit akibat nyamuk pascabanjir," kata Indra
Menurut Indra, warga yang rumahnya tidak terdampak parah mulai kembali dan membersihkan tempat tinggal dari material banjir. Warga yang sudah kembali dari pengungsian itu juga masih membutuhkan bantuan kebutuhan pokok.
"Saat ini, aktivitas ekonomi masyarakat juga belum pulih. Perkebunan yang menjadi mata pencaharian masyarakat masih tergenang banjir. Masyarakat di sini harus memulai dari nol," kata Indra.
Kabupaten Aceh Tamiang merupakan wilayah terdampak parah bencana banjir bandang yang terjadi pada akhir November 2025. Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah pengungsi korban banjir di Kabupaten Aceh Tamiang mencapai 150,5 ribu.
(astj/astj)











































