Hari Bela Negara 19 Desember 2025, Simak Sejarah dan Informasinya di Sini

Hari Bela Negara 19 Desember 2025, Simak Sejarah dan Informasinya di Sini

Aisyah Luthfi - detikSumut
Kamis, 18 Des 2025 13:39 WIB
Hari Bela Negara 19 Desember 2025, Simak Sejarah dan Informasinya di Sini
Foto: Dok. Kemenhan
Medan -

Hari Bela Negara adalah salah satu hari peringatan nasional yang memiliki bobot sejarah sangat krusial bagi eksistensi Republik Indonesia. Diperingati setiap tanggal 19 Desember, momen ini hadir bukan sekadar ritual tahunan, melainkan pengingat kuat akan tekad bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan di tengah gempuran ancaman.

Dalam konteks modern, semangat ini tidak lagi terbatas pada perjuangan fisik atau angkat senjata. Semangat ini telah bertransformasi menjadi kesiapan mental dan spiritual untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, mulai dari krisis ekonomi hingga ancaman siber, demi kemajuan bangsa.

Nah, tahukan detikers tema peringatan dan awal mula ditetapkannya Hari Bela Negara? Simak penjelasan di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tema Hari Bela Negara ke-77 Tahun 2025

Mengutip Panduan Peringatan Hari Bela Negara (HBN) Ke - 77 Tahun 2025, tema yang diusung tahun ini adalah "Teguhkan Bela Negara Untuk Indonesia Maju". Tema ini menegaskan bahwa membela negara berarti berkontribusi secara produktif untuk kemajuan bangsa dan membangun ketahanan nasional melalui profesi masing-masing.

Dalam panduan tersebut juga dijelaskan bahwa Bela Negara adalah sebuah tekad, sikap, perilaku, dan tindakan warga negara, baik perseorangan maupun kolektif, untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa yang dijiwai kecintaannya kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

ADVERTISEMENT

Mengapa Diperingati Setiap 19 Desember?

Penetapan tanggal 19 Desember sebagai momentum peringatan nasional bukanlah tanpa alasan. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan peristiwa sejarah yang menentukan nasib bangsa, yaitu terbentuknya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada tahun 1948.

Secara legal, peringatan ini dikukuhkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2006. Keppres ini menjadi landasan kuat agar seluruh elemen masyarakat, mulai dari instansi pemerintah hingga lembaga pendidikan, menyelenggarakan kegiatan yang menumbuhkan kesadaran bela negara.

Agresi Militer dan Lahirnya PDRI

Sejarah Hari Bela Negara berakar kuat pada peristiwa Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948. Saat itu, militer Belanda melancarkan serangan udara ke Ibu Kota RI di Yogyakarta dengan tujuan melumpuhkan pemerintahan dan menghancurkan TNI. Belanda ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah bubar.

Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditawan. Namun, sebelum ditangkap, Presiden Soekarno mengirimkan kawat (mandat) kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara di Bukittinggi, Sumatera Barat, untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Deklarasi PDRI pada 22 Desember 1948 di pedalaman Sumatera menjadi langkah strategis yang mematahkan klaim Belanda. Melalui PDRI, eksistensi pemerintahan Indonesia tetap berjalan, dan perlawanan terus dikobarkan melalui diplomasi serta gerilya. Peristiwa inilah yang menjadi tonggak lahirnya peringatan Hari Bela Negara.

Nilai dan Tujuan Peringatan Hari Bela Negara

Bela Negara adalah karakter mental yang harus dimiliki oleh setiap warga negara agar selalu adaptif dan memiliki kesiapsiagaan (deterrent effect) bagi negara lain. Adapun nilai-nilai dasar yang terkandung dalam semangat ini meliputi:

  • Cinta tanah air.
  • Sadar berbangsa dan bernegara.
  • Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara.
  • Rela berkorban bagi bangsa dan negara.
  • Memiliki kemampuan awal bela negara, baik fisik maupun psikis.

Tujuan utama peringatan ini adalah untuk menanamkan jiwa patriotisme, meningkatkan kesadaran berbangsa, membangun karakter disiplin, memperkuat persatuan, serta menghargai jasa para pahlawan dan tokoh PDRI.

Dengan visi menuju Indonesia Emas 2045, semangat bela negara menjadi modal sosial yang vital. Mari kita jadikan peringatan ke-77 tahun ini sebagai momentum untuk meneguhkan niat berkontribusi bagi Indonesia Maju.




(afb/afb)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads