Wanita Ini Alami Menstruasi Setahun Penuh, Ternyata Penyebabnya...

Wanita Ini Alami Menstruasi Setahun Penuh, Ternyata Penyebabnya...

A - detikSumut
Kamis, 18 Des 2025 07:00 WIB
Wanita Ini Alami Menstruasi Setahun Penuh, Ternyata Penyebabnya...
Foto: Getty Images/iStockphoto/Ekaterina79
Jakarta -

Jess Cox (27), perempuan asal Somerset, Inggris, membagikan kisah panjang dan menyakitkan yang ia alami akibat menstruasi yang terjadi hampir setiap hari. Gangguan tersebut bermula sejak ia mengalami haid pertama pada usia 14 tahun.

Jess mengungkapkan bahwa kondisi itu sangat memengaruhi kehidupan remajanya dan bahkan menyeretnya ke dalam depresi. Ia terpaksa memakai tampon dan pembalut secara bersamaan, serta selalu menyiapkan pakaian dalam cadangan ke mana pun pergi karena perdarahan yang terus berlangsung.

Rasa sakit yang ia alami pun terbilang ekstrem. Nyeri dimulai dari punggung bagian bawah, menjalar ke paha, disertai kram hebat serta sensasi panas seperti terbakar di area perut. Tak jarang, rasa sakit tersebut membuat Jess hanya bisa terbaring sambil menahan perih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini benar-benar mengejutkan, karena aku sama sekali tidak menyangka menstruasi akan separah ini. Kedua orang tuaku sangat khawatir. Mereka tahu ini tidak normal dan tidak tahu harus berbuat apa," kata Jess dikutip detikHealth dari Metro, Rabu (17/12/2025).

Seiring waktu, kondisinya tak kunjung membaik hingga Jess akhirnya memutuskan memeriksakan diri ke dokter. Saat itu, ia diberi penjelasan bahwa tubuhnya masih dalam proses penyesuaian terhadap menstruasi dan diharapkan akan membaik seiring waktu.

ADVERTISEMENT

Namun kenyataannya berbeda. Pada fase awal, ia bisa mengalami menstruasi selama tujuh hingga sembilan hari, bahkan lebih lama. Situasi ini membuatnya selalu diliputi rasa cemas setiap kali haid datang.

Perdarahan yang dialami Jess tergolong sangat berat, hingga ia harus mengganti pembalut setiap jam. Akibatnya, tubuhnya kerap terlihat pucat dan terasa lemas. Kondisi tersebut juga memaksanya menghentikan berbagai aktivitas yang ia sukai, seperti berenang dan balet.

"Hal itu membuatku sangat cemas. Aku merasa itu memalukan sekali," ceritanya.

Ia juga mengungkapkan minimnya pemahaman orang-orang di sekitarnya terhadap kondisinya.

"Orang-orang berpikir karena menstruasi mereka hanya tiga atau empat hari dan baik-baik saja, maka semua orang seharusnya begitu. Mereka sama sekali tidak memahami seberapa parah kondisiku. Aku sangat kesulitan, karena sering disepelekan dan orang-orang kurang berempati," ungkap Jess.

Jess sempat diberi obat pereda nyeri. Setelah berulang kali mendatangi fasilitas kesehatan, dokter mencoba berbagai metode kontrasepsi untuk mengendalikan perdarahannya.

Namun, saat berusia 16 tahun dan menggunakan implan kontrasepsi, kondisinya justru memburuk. Ia mengalami perdarahan setiap hari selama satu tahun penuh. Situasi tersebut membuatnya semakin takut terhadap kondisi kesehatan dan masa depannya.

"Aku benar-benar berjuang melawan depresi dan bahkan sempat merasa ingin bunuh diri karena berpikir aku harus menjalani hidup seperti ini selamanya. Aku bertanya-tanya: bagaimana aku bisa bertahan? Sulit bagiku mengikuti pelajaran di sekolah dan kuliah," ujar Jess.

Pada usia 17 tahun, Jess didiagnosis mengalami Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), gangguan hormonal yang menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Dokter kemudian memberinya suntikan kontrasepsi yang sedikit membantu menekan perdarahan.

Pada 2018, ia menjalani operasi laparoskopi yang mengungkap dugaan adenomiosis, yakni kondisi ketika jaringan yang seharusnya melapisi rahim tumbuh ke dalam otot rahim. Inilah yang diyakini menjadi penyebab utama nyeri hebat yang ia rasakan.

Setelah bergabung dengan komunitas PCOS secara daring, Jess akhirnya menemukan metode yang lebih efektif, yakni penggunaan plester kontrasepsi kecil yang ditempel di kulit untuk melepaskan hormon. Sejak menggunakan metode tersebut, intensitas perdarahannya berkurang secara signifikan.

Meski hingga kini masih mengalami nyeri dan perdarahan, kondisi Jess jauh lebih terkendali dibandingkan saat ia remaja.

"Aku membagikan kisah ini karena selama bertahun-tahun aku merasa malu dengan apa yang terjadi pada tubuhku. Aku merasa harus menyembunyikannya dan tidak boleh membicarakannya. Itu sangat mengisolasi. Sekarang aku tidak lagi merasa seperti itu, dan aku ingin perempuan lain tidak perlu merasakan rasa malu yang sama," tandasnya.

Artikel ini elah terbit di detikHealth dengan judul: Curhat Wanita Alami Menstruasi Tiap Hari Selama Setahun, Apa Penyebabnya?




(nkm/nkm)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads