Banjir bandang melanda nyaris seluruh wilayah Kabupaten Aceh Tamiang beberapa waktu lalu. Warga di Kecamatan Kuala Simpang, mengaku terpaksa ikut menjarah warung untuk bertahan hidup.
Salah satu warga, Suriani, mengatakan jika ia bersama 6 orang keluarganya awalnya bertahan di lantai 2 rumah tetangga. Namun karena air semakin tinggi, mereka pun memutuskan untuk ke jembatan sungai Tamiang.
"Di atas rumah tingkat untuk sementara, rupanya dalam 2 hari air melonjak terus," kata Suriani, Rabu (10/12/2025) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka kemudian bertahan siang dan malam di atas jembatan. Kemudian mereka membuat tenda seadanya untuk tempat berteduh dengan muatan 7 kepala keluarga (KK).
"Waktu tenda pertama itu 7 kepala keluarga," ungkapnya.
Tiga hari pertama banjir bandang, mereka bertahan hidup dengan makanan yang ada. Seperti roti dan mi, tanpa air.
"Di 3 hari pertama kami makannya, indomi, roti, air pun nggak ada," ujarnya.
Untuk bertahan hidup, Suriani kemudian ikut menjarah warung bersama warga lain. Mereka menyeser warung-warung yang ada tidak jauh dari jembatan.
"Selang 2 hari barulah (ada air), hasil jarahan dari kami, kami jalan-jalan ke kedai orang, ikut orang jarah-jarah, itulah bisa makan," bebernya.
(afb/afb)











































