Polres Aceh Tamiang ikut terendam banjir yang terjadi akhir November lalu. Meski kantor belum sepenuhnya bersih, polisi tetap melayani warga yang membuat laporan.
Kapolres Aceh Tamiang AKBP Muliadi, mengatakan, hari ini pihaknya menerima laporan terkait dugaan penganiayaan yang dibuat warga. Laporan diterima seorang polwan di tempat seadanya.
Halaman Polres dibeberapa titik terlihat masih berlumpur. Polisi menyediakan satu meja di luar ruangan sebagai tempat pengaduan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banjir bukan alasan bagi kami untuk menghentikan pelayanan. Masyarakat butuh tempat untuk mencari keadilan, dan kami harus hadir," kata Kapolres Aceh Tamiang AKBP Muliadi dalam keterangannya, Rabu (10/12/2025).
Menurutnya, pelayanan publik tidak boleh berhenti meskipun kondisi Polres terdampak bencana. Pihaknya tetap membuka ruang bagi warga yang membutuhkan bantuan maupun ingin melapor melalui posko tanggap darurat.
Para polisi yang berada di Polres berpakaian masih berdebu dan sepatu berlumpur. Sebagian polisi bertugas membersihkan kantor yang sempat terendam banjir.
"Ini menjadi gambaran bahwa kehadiran polisi tidak hanya saat situasi normal, tetapi juga ketika masyarakat sedang berada dalam masa sulit. Ini menjadi bukti bahwa pelayanan publik tidak boleh berhenti dan harus tetap memprioritaskan masyarakat," ujarnya.
Diketahui, Aceh Tamiang salah satu daerah terparah dilanda banjir. Banyak bangunan di sana hancur, dan ribuan orang harus mengungsi.
(agse/dhm)











































