Kemenkes Sebut 104 Ribu Bayi Terdampak Bencana di Aceh

Duka dari Utara Sumatera

Kemenkes Sebut 104 Ribu Bayi Terdampak Bencana di Aceh

Nafilah Sri Sagita K - detikSumut
Sabtu, 06 Des 2025 08:02 WIB
Kemenkes Sebut 104 Ribu Bayi Terdampak Bencana di Aceh
Foto: iStock
Jakarta -

Kementerian Kesehatan RI memaparkan data kelompok rentan yang terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera. Kepala Pusat Krisis Kesehatan (Pusdatinkes) Kemenkes, Agus Jamaludin, SKM, M Kes, mengatakan kondisi di Aceh yang paling parah dengan banyak akses jalan terputus.

Dari kelompok rentan di Aceh, ujar Agus, banyak yang kesulitan mendapat layanan kesehatan akibat fasilitas kesehatan rusak, terendam, bahkan tidak dapat beroperasi. Sejumlah rumah sakit dan puskesmas dilaporkan terputus aksesnya akibat jembatan ambruk, jalan longsor, serta pasokan listrik dan BBM yang tidak tersedia.

"Ini data untuk menambah pemahaman kondisi di Aceh. Untuk bayi saja ada 104.623 orang. Kemudian balita 101.008 orang. Ibu hamil 394.250 orang. Ibu menyusui 2.380 orang. Lansia 459.428 orang. Disabilitas 17.077 orang. Dan pasien yang perlu hemodialisa 545 orang," kata Agus, Jumat (5/12/2025) melansir detikHealth.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data itu mencakup seluruh wilayah di Aceh. Banyak dari mereka tidak dapat pelayanan kesehatan karena fasilitas yang rusak.

Situasi ini sangat berisiko, terutama bagi:

ADVERTISEMENT
  • Ibu hamil yang membutuhkan pemeriksaan berkala
  • Bayi dan balita yang rentan terhadap penyakit infeksi di pengungsian
  • Lansia yang membutuhkan obat harian
  • Penyandang disabilitas yang membutuhkan pendampingan
  • Pasien hemodialisa (HD) yang harus menjalani cuci darah rutin dan tidak boleh terlambat

Pasien dengan kebutuhan cuci darah merupakan salah satu yang paling darurat. Banyak di antara mereka harus segera dirujuk ke fasilitas di luar daerah karena unit HD di beberapa rumah sakit terdampak tidak dapat berfungsi.

Pusat krisis kesehatan kini mengutamakan pemulihan layanan kesehatan dasar, suplai obat-obatan, vaksin, dan logistik medis untuk kabupaten/kota yang paling parah. Pendataan kelompok rentan dilakukan untuk memastikan distribusi bantuan sesuai kebutuhan di lapangan.

"Kami pastikan semua kelompok rentan ini menjadi prioritas dalam penanganan," kata Agus.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads