Penampilan anggota DPR RI Verrell Bramasta saat mengunjungi korban banjir di Sumatera Barat pada Minggu, 30 November 2025 lalu sempat menjadi sorotan publik. Banyak pihak yang salah mengira bahwa Verrell mengenakan rompi antipeluru dalam kunjungan tersebut, yang kemudian memicu berbagai spekulasi.
Namun, Verrell Bramasta telah memberikan klarifikasi. Ia dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menjelaskan bahwa yang ia kenakan adalah tactical vest atau rompi taktis, sejenis perlengkapan yang umum dipakai dalam kegiatan di lapangan.
"Rompi taktis ini tidak dilengkapi pelat balistik, dan fungsinya memang untuk membawa perlengkapan. Saya pada saat itu membawa perlengkapan seperti air minum, uang kas untuk dibagi-bagi, dan sebagainya," ujar Verrell seperti dikutip detiknews, Kamis (4/12/2025).
Meskipun keduanya memiliki bentuk dasar yang serupa, fungsi dan tujuan pemakaian kedua rompi ini sangatlah berbeda. Yuk ketahui perbedaan tactical vest dan rompi anti peluru di bawah ini!
Prioritas Tactical Vest pada Efisiensi dan Mobilitas
Melansir Crate Club, Tactical Vest (Rompi Taktis) merupakan perlengkapan serbaguna yang dirancang dengan satu tujuan utama: membantu penggunanya membawa dan mengorganisir berbagai kebutuhan penting secara praktis dan efisien.
Perbedaan paling krusial dengan rompi anti peluru adalah rompi taktis tidak dirancang untuk menahan peluru. Rompi ini tidak memiliki lapisan baja atau pelat balistik di dalamnya. Ketiadaan perlindungan balistik ini menjadikan tactical vest jauh lebih ringan dan lebih nyaman dipakai dalam jangka waktu lama. Bobotnya yang minimal memungkinkan pengguna lebih leluasa bergerak dan lincah di lapangan, menjadikannya ideal untuk situasi dinamis.
Keunggulan utama tactical vest terletak pada kapasitas dan kemampuan penyesuaiannya. Rompi ini dilengkapi dengan banyak kantong, slot, dan sistem modular seperti MOLLE (Modular Lightweight Load-carrying Equipment). Sistem ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan konfigurasi rompi sesuai kebutuhan, mulai dari membawa senter, radio komunikasi, pisau, hingga peralatan medis. Rompi ini umum dipakai oleh personel militer (sebagai pembawa beban), pecinta airsoft, hingga pekerja lapangan yang membutuhkan akses cepat ke peralatan mereka. Verrell Bramasta, misalnya, menggunakannya untuk membawa air minum dan uang kas untuk dibagikan kepada korban.
Rompi Anti Peluru Fokus pada Perlindungan Balistik
Berbeda dengan rompi taktis, Rompi Anti Peluru (atau Bulletproof Vest) memiliki tujuan yang tunggal dan spesifik: melindungi pemakainya dari ancaman proyektil (peluru) dan serpihan ledakan.
Rompi jenis ini mutlak memiliki lapisan atau pelat balistik yang terbuat dari material berkekuatan tinggi (seperti Kevlar, serat aramid, atau pelat keramik) yang dirancang secara ilmiah untuk menyerap dan menyebarkan energi kinetik peluru, sehingga mencegahnya menembus tubuh. Sebagai konsekuensinya, rompi anti peluru jauh lebih berat dan kaku dibandingkan tactical vest. Bobotnya yang signifikan membatasi mobilitas pemakainya, namun hal ini adalah harga yang harus dibayar demi keselamatan.
Meskipun beberapa rompi anti peluru modern mungkin dilengkapi kantong atau sistem MOLLE, fitur-fitur tersebut hanyalah tambahan sekunder. Fungsi utamanya tetaplah perlindungan. Rompi anti peluru wajib digunakan oleh personel militer di zona konflik, kepolisian, agen keamanan, atau pihak lain yang berada dalam situasi berisiko tinggi terkena tembakan.
Perbedaan Utama, Membawa Beban vs. Menahan Tembakan
Secara ringkas, perbedaannya terletak pada fungsinya. Tactical Vest dirancang sebagai sistem pembawa beban yang ringan dan fleksibel, mengutamakan efisiensi dan mobilitas di lapangan. Sementara itu, Rompi Anti Peluru dirancang sebagai perlindungan balistik yang berat dan kaku, mengutamakan keselamatan jiwa di zona berbahaya.
Nah, kini detikers sudah tahukan dengan desainnya yang praktis, ringan, dan fleksibel, tactical vest adalah pilihan ideal bagi mereka yang mengutamakan mobilitas dan kenyamanan untuk membawa perlengkapan.
Simak Video "Video: Paspor RI Punya Fitur Keamanan Terbaru, Yang Lama Masih Berlaku Nggak Ya? "
(nkm/nkm)