Banjir dan longsor melanda Aceh melumpuhkan jaringan telekomunikasi dan listrik. Banyak warga kini was-was dengan kondisi keluarga di daerah terdampak bencana.
Seorang warga Bener Meriah, Putri, mengaku sudah tidak dapat menghubungi keluarga sejak tiga hari lalu. Dia hingga saat ini belum mengetahui nasib orang tuanya pasca daerahnya diterjang banjir dan longsor.
"Jaringan bermasalah di sana karena listrik padam. Kami sangat mengkhawatirkan keadaan keluarga di kampung," kata Putri, Jumat (28/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putri mengaku sudah menghubungi keluarganya di berbagai desa di Bener Meriah namun tetap tidak ada yang terhubung. Dia berharap keluarganya baik-baik saja.
Hal serupa juga dialami Dedi, warga Lhoksukon, Aceh Utara. Dia mengaku terakhir berkomunikasi dengan orang tuanya Selasa (25/11).
Saat itu, banjir baru merendam beberapa desa di Aceh Utara. Ketika mengetahui kampungnya ikut terendam banjir, Dedi segera menghubungi keluarganya.
"Sampai sekarang belum terhubung. Saya sekarang sudah tidak tenang karena memikirkan keluarga," jelas Dedi.
Banjir di Aceh terjadi sejak beberapa hari lalu. Bencana itu semakin parah sejak Rabu (26/11). Jaringan telekomunikasi mengalami gangguan akibat listrik padam karena sejumlah tower transmisi PLN roboh.
Hingga kini, sejumlah daerah masih dilanda banjir. Berdasarkan data sementara, korban akibat bencana banjir dan longsor mencapai 33 orang. Belasan orang saat ini masih dilakukan pencarian.
Berdasarkan data sementara dirangkum detikSumut, Jumat (28/11/2025), korban meninggal dan hilang tersebar di Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara. Korban terbanyak di dua kabupaten di wilayah Gayo.
(agse/nkm)











































