Basarnas Sebut Korban Banjir di Aceh Mulai Anarkis karena Stok Logistik Menipis

Duka dari Utara Sumatera

Basarnas Sebut Korban Banjir di Aceh Mulai Anarkis karena Stok Logistik Menipis

Agus Setyadi - detikSumut
Jumat, 28 Nov 2025 19:43 WIB
Warga menyaksikan sejumlah rumah rusak tertimbun lumpur dan sampah kayu pascabanjir bandang di Desa Manyang Cut, Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie, Aceh, Kamis (27/11/2025). Gubernur Aceh Muzakir Manaf menetapkan status darurat bencana hidrometerologi setelah 16 kabupaten/kota di Aceh dilanda banjir hingga longsor, terhitung 28 November hingga 11 Desember 2025. ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.
Banjijr di Aceh (Foto: ANTARA FOTO/AMPELSA)
Bireuen -

Banjir dan longsor di Aceh menyebabkan persediaan logistik di beberapa daerah mulai menipis. Warga di Bireuen disebut mulai anarkis.

"Di Bireuen bahkan orang mulai anarkis karena tak ada lagi stok logistik. Saat ini yang paling dibutuhkan adalah evakuasi dan makanan untuk korban," kata Kepala Basarnas Banda Aceh, Al Husain dalam rilis disampaikan Pemerintah Aceh, Jumat (28/11/2025).

Husain menjelaskan, tim Basarnas sejak awal bencana telah melakukan operasi penyelamatan di berbagai lokasi termasuk Pidie Jaya dan Bireuen. Pihaknya sempat mengalami kesulitan berkomunikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pidie Jaya sudah tiga hari kami tangani. Semalam kami bergerak ke Bireuen, memanfaatkan Starlink untuk komunikasi. Sampai semalam masih ada orang yang menyangkut," jelas Husain.

Pemerintah Aceh hari ini menggelar rapat darurat penanganan bencana banjir dan longsor di Kantor Gubernur Aceh. Rapat dipimpin Sekda Aceh, M. Nasir, dan dihadiri unsur TNI, Polri, Basarnas, BNPB, dan BPBA.

ADVERTISEMENT

Sekda Aceh M Nasir menjelaskan, situasi di lapangan masih kritis. Menurutnya masih terdapat warga yang terjebak banjir, hilang, serta beberapa wilayah yang sepenuhnya terisolasi.

"Kita perlu langkah awal bahwa kondisi masih ada yang dalam banjir dan harus dievakuasi segera. Masih ada orang hilang dan perlu dicari. Kita juga perlu menjangkau masyarakat yang terisolir," jelas Nasir.

Mantan Kadispora Aceh itu menyebutkan, sejumlah titik di wilayah hilir sungai juga berpotensi kembali mengalami banjir susulan. Karena itu, pemerintah membutuhkan data cepat dan akurat mengenai jumlah korban serta lokasi yang terdampak di tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa.

"Sampai hari ini masih ada masyarakat yang menyangkut di atap rumah, sudah beberapa hari tanpa makanan. Ini harus diprioritaskan," ujarnya.




(agse/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads