Fraksi Gerindra DPRD Kota Medan mengkritik Pemkot terkait penanganan banjir. F-Gerindra menilai, anggaran Rp 42 miliar yang digelontorkan dalam APBD Kota Medan untuk beberapa kolam retensi telah gagal untuk menangkal banjir.
Adapun kolam retensi tersebut berada di sejumlah lokasi seperti Universitas Sumatra Utara (USU) dan Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan.
"Fraksi Gerindra menilai kolam retensi yang dibangun di beberapa lokasi di Medan, seperti di USU dan termasuk juga kolam retensi di Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, yang juga ternyata masih banjir setiap hujan. Dengan dana lebih dari Rp 42 miliar dinilai gagal menjalankan fungsinya sebagai penangkal banjir," ujar Ketua F-Gerindra DPRD Medan Tia Ayu dalam pendapat terhadap Ranperda R-APBD Kota Medan tahun 2026 dilihat detikSumut, Jumat (28/11).
Tia menyebut, Fraksi Gerindra sangat menyayangkan proyek yang menelan biaya fantastis itu kini terkesan sia-sia.
"Hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi Pemko Medan, untuk bisa mengoptimalkan fungsi dari kolam retensi tersebut sehingga dapat berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan banjir di Kota Medan," tambahnya.
Fraksi Gerindra mengimbau Pemkot Medan agar lebih maksimal dalam mengatasi masalah banjir di Kota Medan. Terlebih saat curah hujan begitu tinggi akhir-akhir ini yang bisa mengakibatkan banjir.
"Pemko Medan diminta waspada terhadap hal ini, dan segera melakukan pencegahan agar masyarakat tidak menerima dampaknya," ungkapnya.
F-Gerindra juga meminta Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Medan untuk lebih memperhatikan perawatan drainase.
"Terkait infrastruktur di Kota Medan juga harus benar-benar menjadi prioritas. Drainase di Kota Medan masih sering dipenuhi sampah dan sedimen, hal ini menyebabkan masalah banjir di Kota Medan tidak pernah tuntas," tutupnya.
Simak Video "Video Korban Banjir Meksiko: 64 Orang Meninggal Dunia, 65 Hilang"
(afb/afb)