15 Hektare Sawah di Madina Terendam Banjir

15 Hektare Sawah di Madina Terendam Banjir

Mhd Ilham Pradila - detikSumut
Rabu, 26 Nov 2025 04:00 WIB
Banjir yang merendam empat desa di Kecamatan Batang Gadis, Mandailing Nata (Madina), Sumatera Utara. (dok.istimewa)
Foto: Banjir yang merendam empat desa di Kecamatan Batang Gadis, Mandailing Nata (Madina), Sumatera Utara. (dok.istimewa)
Medan -

Banjir bandang yang melanda 4 desa di Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara turut merendam 15 hektare sawah warga.

Kepala Desa Hutarimbaru Muhammad Imra Irawan Lubis mengatakan, sawah padi yang berada di empat Desa yang terendam banjir ini diperkirakan luasnya hampir 15 hektare. Mencakup Desa Hutarimbaru, Desa Lubuk Kapundung l, Desa Lubuk Kapundung ll dan Desa Ranto Panjang.

"Hampir 15 hektare pak yang tergenang," katanya kepada detikSumut saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya pada Selasa (25/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, mayoritas penduduk di desa yang terendam banjir ini bekerja sebagai petani, sehingga akibat bencana alam ini banyak penduduk desa yang tidak bisa bekerja maupun bertani.

"Bertani pak bertani,"katanya.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan, banjir sudah merendam areal sawah warga sejak Sabtu (22/11) kemarin. Hingga kini air belum juga surut.

"Udah terendam (ladang), dari hari sabtu sampai sekarang udah terendam padinya,"ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, empat desa di Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut), terendam banjir. Ketinggian air mencapai 4 meter.

"Terendam banjir setinggi kurang lebih empat meter, empat Desa di Kabupaten Mandailing Natal," kata Kepala Desa Hutarimbaru, Mhd Imra Irawan Lubis, kepada detikSumut, pada Selasa (25/11/2025).

Imra mengatakan, keempat desa yang terendam banjir yakni, Desa Hutarimbaru, Desa Lubuk Kapundung l, Desa Lubuk Kapundung ll dan Desa Ranto Panjang. Banjir ini sudah berlangsung sejak Sabtu 22 November 2025 dan volume air terus mengalami kenaikan.

"Dari hari Sabtu sampai sekarang ini (banjirnya)," ucapnya.

Dikatakan dia, Desa Hutarimbaru menjadi lokasi dengan ketinggian air paling tinggi dibanding tiga desa lainnya. Banjir yang terjadi kali ini merupakan yang terparah sepanjang tahun 2025.

"Tapi yang paling parah itu (Desa) Hutaimbaru paling parah, 4-5 meter,"ujarnya.

Dampak banjir yang terjadi, sekitar 1.200 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke desa tetangga. Hal itu dilakukan guna menghindari hal yang tidak diinginkan.

"Seluruhnya ada 1.200 kepala keluarga dari empat desa, diungsikan ke Desa Padang namanya," ungkapnya.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads