Pasangan pengantin baru akan mendapatkan voucher tunai senilai 1.000 Yuan, atau setara Rp 2,3 juta yang diterbitkan Otoritas Kota Ningbo di China bagian timur. Kebijakan ini dalam rangka mendorong pasangan muda menikah dan memiliki anak yang merupakan program pemerintah China.
Terjadi penurunan besar angka pernikahan di China. Jumlahnya mencapai seperlima dari tahun lali, yang menjadi terbesar dalam catatan China.
Pernikahan yang jumlahnya menurun telah sejak lama dikaitkan dengan tingginya biaya pengasuhan anak dan biaya pendidikan. Untuk itu lah diambil langkah pemberian voucher.
Dilansir detikNews dari Reuters, Senin (17/11/2025), departemen urusan sipil Kota Ningbo mengumumkan via akun WeChat resminya pada akhir Oktober lalu. Pengumuman itu berisi pasangan pengantin baru dapat menerima delapan voucher konsumsi pernikahan, senilai total 1.000 Yuan.
Pasangan yang mendaftarkan pernikahan mereka antara 28 Oktober hingga 31 Desember mendatang yang akan mendapatkan voucher.
Baca juga: Baju Impor Rp 112 Miliar Dibakar! |
Departemen urusan sipil kota Ningbo dalam pengumumannya menyebutkan voucher itu bisa digunakan untuk berbagai urusan, termasuk fotografi pernikahan, seremoni dan perayaan pernikahan, akomodasi hotel, ritel, dan sektor-sektor terkait pernikahan lainnya.
"Voucher ini jumlahnya terbatas dan akan didistribusikan berdasarkan sistem siapa cepat dia dapat," ujar departemen urusan sipil kota Ningbo.
Kota-kota wilayah timur China, seperti Hangzhou dan Pinghu, juga menerapkan kebijakan yang sama. Mereka menyatakan bahwa voucher tunai akan ditawarkan hingga akhir tahun.
Bagi otoritas China, mendorong minat warganya untuk menikah dan memiliki bayi merupakan perhatian utama. China memiliki populasi terbesar kedua di dunia, dengan jumlah penduduk mencapai 1,4 miliar jiwa, namun populasinya menua dengan cepat.
Artikel ini sudah tayang di detikNews, baca selengkapnya di sini.
Simak Video "Video Ide China Biar Warganya Mau Nikah di Tengah Krisis Demografi"
(afb/afb)