Pandji Pragiwaksono Didesak Minta Maaf Usai Jadikan Budaya Toraja Candaan

Andi Nur Isman Sofyan - detikSumut
Senin, 03 Nov 2025 10:16 WIB
Foto: Andhika Akbaryansyah/detikcom
Makassar -

Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Makassar Amson Padolo mendesak komika Pandji Pragiwaksono minta maaf setelah menjadikan budaya Toraja sebagai bahan candaan. Ia juga meminta Pandji untuk lebih hati-hati berbicara.

"Kami menuntut Pandji meminta maaf secara terbuka. Ini bukan hanya soal satu suku, tapi pelajaran bagi semua pihak agar tidak seenaknya mempermainkan budaya orang lain, sekalipun dalam konteks humor," katanya dikutip detikSulsel, Senin (3/11/2025).

Amson menyebut humor seharusnya digunakan untuk membangun kesadaran, bukan memperkuat stereotip. Amson sekali lagi menegaskan candaan tersebut menyakiti hati masyarakat Toraja.

"Tidak semua hal bisa dijadikan bahan tertawaan. Bagi kami, ini bukan lucu, ini menyakitkan. Apalagi diucapkan oleh publik figur," ucapnya.

Ucapan Pandji, menurut dia, telah melukai masyarakat Toraja. "Pernyataannya bahwa banyak warga Toraja jatuh miskin karena pesta adat. Kedua, anggapan bahwa jenazah disimpan di ruang tamu atau depan TV. Itu tidak benar dan sangat menyinggung," tegasnya.

Amson menjelaskan praktik menyimpan jenazah dalam tradisi Toraja tidak dilakukan sembarangan. Jika keluarga belum memiliki rencana menggelar Rambu Solo atau upacara kematian khas Toraja, maka jenazah akan disemayamkan di ruang khusus bukan di ruang tamu seperti yang disampaikan Pandji.

"Sementara, kalau keluarga memang belum mampu, akan ada kesepakatan bersama untuk memakamkan. Tidak pernah ada yang menaruh jenazah di depan TV," terangnya.

Bagi masyarakat Toraja, lanjut Amson, Rambu Solo bukan pesta kemewahan, melainkan bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. Upacara ini mencerminkan nilai kekerabatan, gotong royong, dan kasih sayang. Di balik prosesi yang megah, tersimpan filosofi tentang solidaritas sosial dan penghargaan terhadap kehidupan.

"Esensi Rambu Solo itu penghormatan kepada orang tua atau kerabat yang telah meninggal. Ini adalah bentuk akulturasi antara ajaran Aluk Todolo dan nilai kekristenan. Bukan soal pesta atau kemewahan, tapi rasa hormat dan cinta kasih," tuturnya.

Ia menegaskan bahwa banyak pihak luar yang sering salah menafsirkan prosesi tersebut karena hanya melihat sisi lahiriahnya, seolah pesta besar. Padahal nilai spiritual dan sosialnya jauh lebih dalam.

"Pandji seharusnya memahami konteks ini sebelum melontarkan candaan yang justru melukai perasaan banyak orang," tambahnya.

Amson juga menyinggung adat dan budaya Toraja bukan hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga telah mendunia. Upacara Rambu Solo dan arsitektur rumah adat Tongkonan menjadi daya tarik wisata budaya yang dikagumi wisatawan mancanegara.



Simak Video "Video: Materi Stand Up Pandji Pragiwaksono Dituding Lecehkan Budaya Toraja"


(astj/astj)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork