Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025, Ini Teks Lengkap dan Sejarahnya!

Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025, Ini Teks Lengkap dan Sejarahnya!

Aisyah Luthfi - detikSumut
Sabtu, 25 Okt 2025 21:00 WIB
ilustrasi poster Hari Sumpah Pemuda
Foto: Freepik
Medan -

Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, sebuah momen bersejarah yang menjadi tonggak utama persatuan bangsa. Pada tahun 2025 ini, kita akan merayakan peringatan yang ke-97, yang jatuh pada hari Selasa, 28 Oktober 2025.

Peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah pengingat akan api semangat para pemuda di tahun 1928 yang berhasil melahirkan ikrar persatuan. Mari kita telusuri kembali sejarah lahirnya Sumpah Pemuda, isi teks ikrarnya, serta bagaimana kita bisa menerapkan nilai-nilainya di era modern.

Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda

Melansir laman resmi Museum Sumpah Pemuda, semangat Sumpah Pemuda tidak lahir dalam semalam. Ia merupakan puncak dari gelombang kesadaran kebangsaan yang telah tumbuh sejak awal abad ke-20. Berikut kronologi lahirnya Sumpah Pemuda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Akar Pergerakan: Dari Kedaerahan Menuju Nasionalisme

Pada awal 1900-an, bermunculan berbagai organisasi pemuda yang masih bersifat kedaerahan, seperti Jong Java (1915), Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, dan lainnya. Meskipun memiliki cita-cita kemerdekaan yang sama, sentimen regionalisme masih sangat kental.

ADVERTISEMENT

Kesadaran untuk bersatu dalam skala nasional mulai menguat dengan hadirnya Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Organisasi ini menjadi motor penggerak karena anggotanya berasal dari berbagai wilayah di Hindia Belanda dan memiliki visi nasionalis yang kuat.

Sebagai langkah awal, diselenggarakan Kongres Pemuda I pada 30 April hingga 2 Mei 1926. Meskipun belum menghasilkan ikrar final, kongres ini berhasil membuka dialog dan merintis jalan menuju persatuan yang lebih solid.

2. Puncak Perjuangan: Kronologi Kongres Pemuda II

Atas prakarsa PPPI, Kongres Pemuda II digelar pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres ini berlangsung di tiga lokasi berbeda dan menjadi saksi lahirnya ikrar pemersatu.

  • Rapat Pertama (27 Oktober 1928)
    Bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, ketua kongres Soegondo Djojopoespito membuka acara dengan harapan agar kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan. Mohammad Yamin kemudian menyampaikan pidatonya tentang lima faktor yang dapat memperkuat persatuan Indonesia: sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
  • Rapat Kedua (28 Oktober 1928)
    Diadakan di Gedung Oost-Java Bioscoop, rapat ini fokus pada pentingnya pendidikan kebangsaan bagi anak-anak Indonesia. Para pembicara menekankan perlunya keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
  • Rapat Ketiga (28 Oktober 1928)
    Sesi penutup ini berlangsung di Gedung Indonesische Clubgebouw (kini Museum Sumpah Pemuda). Di sinilah semangat nasionalisme mencapai puncaknya. Menjelang akhir kongres, Wage Rudolf Supratman untuk pertama kalinya memperdengarkan lagu "Indonesia Raya" dengan alunan biolanya. Kongres ditutup dengan pembacaan rumusan ikrar yang monumental oleh Soegondo Djojopoespito, yang kini kita kenal sebagai Sumpah Pemuda.

Isi Teks Sumpah Pemuda (Modern dan Asli)

Teks Sumpah Pemuda yang kita kenal sekarang merupakan hasil penyesuaian dari ejaan lama. Berikut adalah kedua versinya.

Versi Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

  1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Teks Asli dengan Ejaan Van Ophuijsen

  1. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
  2. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
  3. Kami poetra dan poetri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Makna Mendalam Tiga Ikrar Sumpah Pemuda

Sebelum adanya Sumpah Pemuda, perjuangan bersifat kedaerahan. Ikrar ini berhasil menyatukan seluruh elemen bangsa di bawah satu identitas.

  1. Satu Tumpah Darah
    Ikrar ini menegaskan bahwa setiap individu, dari Sabang sampai Merauke, adalah bagian dari satu tanah air yang sama, yaitu Indonesia. Ini adalah penegasan atas kesatuan wilayah.
  2. Satu Bangsa
    Makna ini melampaui perbedaan suku, agama, ras, dan budaya. Meskipun beragam, kita semua adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yaitu bangsa Indonesia.
  3. Satu Bahasa
    Bahasa Indonesia diikrarkan sebagai bahasa persatuan. Ia menjadi jembatan komunikasi yang efektif untuk menyatukan ratusan suku bangsa dengan bahasa daerahnya masing-masing.

Cara Menerapkan Nilai Sumpah Pemuda

Semangat Sumpah Pemuda tidak boleh berhenti di buku sejarah. Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan semangat Hari Sumpah Pemuda di kehidupan sehari-hari:

  1. Menjaga Persatuan di Dunia Digital
    Aktif membagikan konten positif yang merawat kebangsaan dan berani melawan hoaks serta ujaran kebencian yang memecah belah.
  2. Mengutamakan Bahasa Indonesia
    Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai wujud kebanggaan dan untuk memperkuat identitas nasional.
  3. Berkolaborasi Lintas Batas
    Terlibat dalam kegiatan sosial, pendidikan, atau proyek yang melibatkan orang dari berbagai suku, daerah, dan latar belakang.
  4. Bangga Produk Lokal
    Menggunakan dan mempromosikan produk serta budaya lokal sebagai bentuk dukungan nyata terhadap kemandirian ekonomi bangsa.
  5. Memahami Sejarah
    Menginternalisasi nilai-nilai persatuan melalui pembelajaran sejarah yang kontekstual, agar semangat para pemuda 1928 terus hidup dalam diri.

Sumpah Pemuda adalah bukti bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang bisa disatukan oleh cita-cita bersama. Selamat menyambut Hari Sumpah Pemuda ke-97!




(dhm/dhm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads