11 helikopter dalam berbagai jenis ditempatkan di wilayah Riau untuk penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Namun, ada empat unit ditarik pemerintah pusat karena karhutla menurun dan juga sudah masuk musim hujan.
Kepala Pelaksana BPBD Riau mengungkap penarikan karena wilayah Riau memasuki musim hujan. Sehingga keberadaan 11 heli dinilai sudah kurang efektif.
"Hari ini empat unit heli ditarik ke pusat, ini kan terlihat sekarang musim hujan sudah mulai merata di kabupaten kota. Karhutla juga dilaporkan nihil," ujar Kepala BPBD Edy Afrizal, Kamis (23/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pun keempat helikopter yang ditarik itu adalah Water Hombing Blackhawk UH-60A (N61AA) dan heli Water Bombing Mi-BAMT (RA-22747). Lalu ada heli Water Bombing Mi-BAMT (RA-22834) dan Water Bombing Superpuma A533212 (P2-MHL).
Meski begitu, ada empat helikopter water bombing dan tiga untuk kegiatan patroli masih tetap siaga. Seluruhnya disiagakan hingga 30 November mendatang sebagai antisipasi bencana.
"Sebagian masih standby sebagai bentuk antisipasi bencana. Jadi tinggal tiga unit heli patroli dan empat lagi water bombing," kata Edy.
Adapun empat heli water bombing dan patroli yang masih disiagakan tersebut yakni, Heli water bombing Mi-8AMT (RA-22729) disigakan hingga 5 November. Lalu ada heli Water Bombing Blackhawk UH-60A (N260UH) siaga hingga 5 November.
Selanjutnya geli Water Bombing Blackhawk UH 60 A (N 60 CU) disiagakan hingga 5 November dan Heli Water Bombing Kamov KA-320 disiagakan hingga 31 Oktober 2025.
Sedangkan untuk heli patroli Bell 505 (PK-WSA) disiagakan hingga 5 November dan heli Patroli Hell 206 1.4 (PK-FBI) disiagakan hingga November.
"Terakhir heli patroli Bell 412 SP (PK-DAS Kemen Hut) statusnya disiagakan. Tetapi untuk waktu pengembalian masih bersifat tentatif," kata Edy.
(astj/astj)











































