Viral Ada Foto Prabowo di Baliho Israel, Ini Kata Kemlu RI

Viral Ada Foto Prabowo di Baliho Israel, Ini Kata Kemlu RI

Tim detikNews - detikSumut
Selasa, 30 Sep 2025 10:14 WIB
Foto Presiden RI Prabowo Subianto bersama Presiden AS Donald Trump dan pemimpin negara arab lainnya di baliho Abraham Shield Israel
Foto: Akun X AbrahamShield25
Jakarta -

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menanggapi ramai beredarnya foto Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, yang terpampang di baliho Abraham Shield Israel. Kemlu menegaskan sikap Indonesia tetap konsisten, tidak akan mengakui maupun menormalisasi hubungan dengan Israel, kecuali jika Israel lebih dulu mengakui kemerdekaan Palestina.

"Posisi Indonesia sangat clear bahwa tidak akan ada pengakuan dan normalisasi dengan Israel baik melalui Abraham Accords atau platform lainnya, kecuali Israel terlebih dahulu mau mengakui negara Palestina yang merdeka dan berdaulat," kata juru bicara Kemlu Yvonne Mewengkang, dilansir detikNews dari Antara, Selasa (30/9/2025).

Yvonne menambahkan, Menteri Luar Negeri RI Sugiono juga telah menegaskan bahwa segala bentuk visi mengenai Israel harus berangkat dari pengakuan terhadap kemerdekaan serta kedaulatan Palestina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan ini muncul setelah beredarnya baliho di Israel yang menampilkan foto Presiden Prabowo bersama sejumlah tokoh dunia. Dalam unggahan akun X @AbrahamShield25, dijelaskan bahwa Koalisi Israel untuk Keamanan Regional meluncurkan kampanye papan reklame guna mendorong pemerintah mendukung inisiatif Presiden AS Donald Trump dalam mengakhiri konflik di Gaza serta memperluas Perjanjian Abraham.

Pada baliho tersebut terlihat foto Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, beberapa pemimpin Arab moderat, Presiden Prabowo, dan Ketua Otoritas Palestina Mahmoud Abbas. Teks pada poster itu berbunyi: "Yes to Trump's Plan - GET IT DONE."

ADVERTISEMENT

Koalisi itu, yang terdiri lebih dari 120 tokoh senior di bidang keamanan, kebijakan, dan ekonomi Israel, menyebut rencana Trump sebagai langkah strategis yang dianggap mampu mengubah capaian militer Israel menjadi terobosan diplomatik, serta membuka peluang terciptanya kondisi baru di Gaza tanpa keberadaan Hamas.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads