Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyindir kepala daerah yang tidak hadir dan ikut Rakor Ketersediaan Pangan se-Sumatera Barat (Sumbar) hari ini. Diketahui salah satu kepala daerah yang tak hadir adalah Bupati dan Wakil Bupati Solok.
Mentan beberapa kali menyebut, bahwa Rakor Ketersediaan Pangan se-Sumatera Barat sangat penting. Sebab program ini menjadi prioritas Presiden Prabowo.
"Jangan mimpi akan mengubah daerah. Jangan mimpi mengubah rakyatnya kalau diundang saja tidak datang," katanya agak kesal, Selasa (16/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan demikian karena sedang membahas program dan anggaran yang akan dikucurkan untuk daerah. Program tersebut adalah pengembangan, peremajaan dan perluasan lahan kelapa, perkebunan kopi jagung.
"Ini rezeki (program dan anggaran) yang diantarkan, tapi nggak datang," katanya.
Sebelum membahas program, Mentan sempat mengabsen kepala daerah yang datang dalam pertemuan tersebut. Mereka diantaranya, Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani, Bupati Pasaman Welly Suheri, Bupati Sijunjung Benny Dwipa, Wali Kota Padang Fadly Amran, Bupati 50 Kota Safni, Wakil Bupati Padang Pariaman Mulyadi, Wakil Wali Kota Pariaman Rahmat, Bupati Agam Benni Warlis, Wakil Bupati Pesisir Selatan Risnaldi dan Bupati Mentawai Rinto Wardana.
Saat mengabsen Bupati Solok, Jon Firman Pandu tidak ada yang menjawab. "Bupati Solok tak ada? siapa yang datang?" tanyanya.
Suasana hening, karena bupati maupun Wakil Bupati Chandra tidak ada di ruangan tersebut.
"Ini Solok ada (alokasi) 2000 hektar kopi. Kalau memang ragu-ragu bupatinya, apalagi tidak hadir kalau rapat, kalau bupatinya tidak serius tolong pindahkan Pak. Ini otonominya Pak Gubernur nanti kasih pindah, mau nol juga nggak apa-apa. Nanti tahun depan kita timbang, kalau enak perasaan kita tambah kasih lagi kalau tidak ya," katanya.
Ia berharap kepala daerah serius menangani urusan pangan ini. Gubernur juga bisa memberi target besar kepada kabupaten kota.
"Presiden memberikan tekanan 4 kali lipat untuk swasembada. Semula dari 4 tahun menjadi 1 tahun kita bisa swasembada. Aku berikan juga tekanan turun 8 kali lipat. Saat ini, cadangan beras stok kita 4,2 juta ton, tertinggi selama Bulog berdiri dan selama Indonesia merdeka. Mudah kita berprestasi, beri tekanan yang besar dan tinggi. Sumatera Barat bisa melakukan itu juga. Beri tekanan yang kuat ke bawah, pasti jadi," katanya.
"Jadi Pak Gubernur, kalau Sumatera Barat mau maju, Pak Gubernur memberikan tekanan yang tinggi kepada Kadis, Pak Bupati berikan juga tekanan kepada kepala dinas, semua tinggi, camatnya sampai kepala desa, pasti Sumatera Barat berjaya. Itu pasti. Tapi kalau tekanannya seperti lagunya siapa itu? (Aku masih) seperti yang dulu, selesai. Gak ada perubahan. Sampai kapanpun," katanya lagi.
(mjy/mjy)