Kopi memiliki berbagai kandungan yang dikaitkan dengan manfaat kesehatan. Khusus bagi jantung, kopi disebut lebih memberikan manfaat jika diminum hanya di pagi hari.
Dilansir detikHealth, sebuah riset terbaru yang dipublikasikan European Heart Journal mengungkapkan, bahwa pemilihan waktu minum kopi turut berpengaruh bagi jantung. Hal tersebut terlepas dari takaran dan faktor lain yang mempengaruhi.
"Ini adalah studi pertama yang menguji pilihan waktu minum kopi dan efeknya bagi kesehatan," kata Dr Lu Qi dari Tulane University yang melakukan riset tersebut, dikutip dari CNN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak biasanya memberikan saran tentang pilihan waktu dalam panduan diet, tapi mungkin kami perlu memikirkannya di masa mendatang," lanjutnya.
Para ilmuwan dalam penelitian ini menganalisis data 40 ribu lebih orang dewasa berusia 18 tahun ke atas. Para partisipan memberikan profil dietnya selama periode 10 tahun.
Pilihan waktu mengonsumsi kopi terhadap para partisipan dibagi menjadi 3 kategori. Kategori pagi adalah pukul 4:00 hingga 11:59 pagi, siang pukul 12:00 hingga 16:59, dan malam yakni pukul 17:00 hingga 3:59 esok harinya.
Berdasarkan data yang didapat, para ilmuwan lalu mengidentifikasi 2 pola minum kopi yakni pagi dan sepanjang hari. Di akhir periode pengamatan, tercatat sebanyak 4.295 kematian dari berbagai sebab, 1.268 karena penyakit kardiovaskular dan 934 karena kanker.
Dibanding kelompok yang tidak minum kopi, partisipan yang minum kopi hanya di pagi hari memiliki risiko kematian karena berbagai sebab sebesar 16 persen lebih rendah, dan kematian karena penyakit kardiovaskular 31 persen lebih rendah.
Sedangkan pada kelompok partisipan yang minum kopi sepanjang hari, tidak teramati adanya perbedaan risiko yang signifikan. Temuan ini konsisten setelah disesuaikan dengan faktor lain seperti waktu tidur, usia, dan kondisi kesehatan lainnya.
"Penelitian ini bersifat observasional, yang artinya tidak dalam setting eksperimen, yang merupakan gold standard," kata Vanessa King, seorang nutrisionis dari Academy of Nutrition and Dietetics, yang tidak terlibat dalam riset tersebut, memberikan catatannya.
Artikel ini telah tayang di detikHealth, baca selengkapnya di sini
(mjy/mjy)