Nabi Muhammad SAW merupakan utusan Allah SWT yang terakhir untuk menyempurnakan ajaran agama Islam. Beliau diutus bukan hanya membawa risalah, tetapi juga menghadirkan keteladanan dalam akhlak, sikap, dan perilaku.
Dalam Al-Quran, Allah SWT menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan yang baik bagi seluruh umat manusia. Hal itu termaktub dalam surat Al-Ahzab ayat 21,
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Dikutip detikHikmah dari buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya karya Abdurrahman bin Abdul Karim, Nabi Muhammad SAW tumbuh sebagai sosok yang cerdas (fathanah), jujur dan dapat dipercaya (amanah), serta benar (shiddiq) dalam ucapan dan perbuatan.
Keteladanan Rasulullah SAW tidak terbatas hanya pada ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Sehingga sangat penting memahami sifat-sifat beliau agar umat Islam mampu menjadikannya pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Sifat Utama Nabi Muhammad SAW
Dijelaskan dalam buku Syarah Syama'il Nabi Muhammad: Penjelasan Lengkap Tentang Kepribadian & Karakter Rasulullah yang ditulis Syaikh Abdurrazaq bahwa Allah SWT menyifati Nabi Muhammad SAW dengan budi pekerti yang luhur. Aisyah RA ditanya seseorang tentang akhlak beliau, maka Aisyah mengatakan, "Akhlak beliau adalah Al-Qur'an."
Budi pekerti Rasulullah SAW bersumber dari Al-Qur'an. Ucapan beliau senantiasa sesuai dengan Al-Qur'an, yakni dengan merinci dan memperjelasnya. Ilmu-ilmu beliau adalah ilmu-ilmu Al-Qur'an. Cita-cita dan anal beliau sesuai dengan arahan Al-Qur'an.
Para ulama lalu merangkum empat sifat utama Nabi Muhammad SAW yang menjadi dasar kepribadiannya, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq dan Tabligh.
1. Fathanah (Cerdas)
Kecerdasan Nabi Muhammad SAW terlihat dalam cara beliau menghadapi berbagai persoalan hidup. Beliau mampu menyelesaikan konflik dengan bijaksana, seperti dalam peristiwa peletakan Hajar Aswad. Ketika suku-suku Quraisy berselisih tentang siapa yang berhak meletakkannya, Rasulullah SAW mengusulkan agar batu suci tersebut diletakkan di atas kain dan diangkat bersama-sama. Solusi ini diterima oleh semua pihak dan menghindarkan pertumpahan darah.
Kecerdasan beliau juga tercermin dalam strategi dakwah, pengelolaan umat, hingga kepemimpinan sebagai kepala negara di Madinah.
2. Amanah (Dapat Dipercaya)
Rasulullah SAW selalu memegang teguh amanah yang diberikan kepadanya. Beliau tidak pernah berkhianat, baik dalam hal kecil maupun besar. Bahkan ketika kaum Quraisy masih menentang dakwahnya, mereka tetap menitipkan barang-barang berharga kepada beliau karena yakin tidak akan dikhianati.
Sifat amanah juga beliau tunjukkan dalam memimpin umat, membina keluarga, serta menyampaikan wahyu Allah SWT dengan sempurna.
Simak Video "Hadiri Tablig Akbar Majelis Rasulullah, Anies Didoakan Sukses di Pilkada"
(mjy/mjy)