Ketua DPR Aceh (DPRA) Zulfadli meminta massa menambahkan poin Aceh pisah dengan pusat dalam tuntutan yang mereka suarakan. Permintaan itu tidak ditanggapi pendemo. Seperti apa sosok Zulfadli?
Zulfadli merupakan politikus Partai Aceh yang menjabat sebagai ketua DPRA sejak tahun 2023. Dia saat itu ditunjuk menjadi pimpinan legislatif menggantikan Saiful Bahri (Pon Yaya).
Pria akrab disapa Abang Samalanga itu sudah tiga periode menjadi anggota DPR Aceh dari daerah pemilihan (Dapil) III Bireuen. Pada periode 2024-2029, Partai Aceh kembali mempercayainya menjadi ketua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum dari berbagai sumber, Zulfadli lahir di Samalanga 14 Februari 1972. Dia menghabiskan masa kecil di kampung halamannya hingga lulus SMA.
Dia kemudian melanjutkan pendidikan ke Politeknik Unsyiah di Lhokseumawe jurusan Teknik Mesin. Setelah mengantongi ijazah diploma, Zulfadli sempat bekerja di beberapa tempat.
Pada tahun 1997, Zulfadli memilih meninggalkan pekerjaannya dan bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dia menjadi pasukan GAM di wilayah Bireuen.
Pasca damai yang diteken di Helsinki, Finlandia 15 Agustus 2005, Zulfadli terjun ke bisnis galian C. Pada Pemilu 2014, Zulfadli terpilih sebagai anggota DPR Aceh.
Tantang Massa
Dalam demo yang berlangsung di DPR Aceh, Senin (1/9/2025), Zulfadli didampingi sejumlah anggota DPR Aceh dan Kapolda Aceh Brigjen Marzuki Ali Basyah menerima massa. Setelah berorasi, massa meminta Zulfadli meneken pernyataan sikap berisi tujuh poin tuntutan. Pria akrab disapa Abang Samalanga itu membacakan seluruh isi tuntutan.
Sebelum menandatanganinya, massa meminta Zulfadli berbicara masalah pembangunan lima Batalion Pembangunan di Aceh. Dia lalu meminta massa menambah poin tuntutan.
"Ataupun minta poin satu lagi pisah aja Aceh dengan pusat. Kau tulis biar aku teken," kata Zulfadli di depan massa.
Namun massa tidak menulis poin tersebut. Zulfadli kemudian meneken pernyataan sikap yang disodorkan massa.
"Kami atas nama DPR Aceh bersama rakyat Aceh menolak lima batalion," jelas Zulfadli sebelum meninggalkan massa.
(agse/afb)