Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution mengatakan jika target investasi di Sumut minimal Rp 90-100 triliun. Angka itu dihitung untuk menyokong target pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen.
Hal itu disampaikan Bobby saat sambutan di acara LPS Financial Festival di Kota Medan. Bobby awalnya mengatakan jika Sumut harus menyumbang 6,8 persen sampai 7,2 persen pertumbuhan ekonomi untuk mencapai 8 persen target nasional.
"Kami sudah hitung, kami sudah lihat bagaimana pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara untuk mensuksesi capaian cita-cita yang disampaikan Pak Presiden, dari pertumbuhan ekonomi dari tingkat nasional 8 persen, bahwa Provinsi Sumatera Utara harus menyumbang 6,8 persen sampai 7,2 persen pertumbuhan ekonomi untuk mencapai 8 persen di tingkat nasional," kata Bobby Nasution, Rabu (20/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga dari sisi investasi, Bobby mengungkapkan jika minimal nilai investasi yang masuk ke Sumut Rp 90-100 triliun per tahun. Angka itu jauh lebih besar dari target Bank Indonesia Rp 53 triliun.
"Dari sisi investasi daerah untuk mencapai 6,8 persen sampai 7,2 persen, kami sudah hitung perkiraan investasi per tahun yang masuk ke wilayah Sumatera Utara itu minimal di angka Rp 90-100 triliun per tahun, ini memang nilai investasi yang sangat besar, karena target dari BI itu hanya Rp 53 triliun satu tahun untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang baik," ungkapnya.
Meskipun demikian, nilai investasi yang masuk ke Sumut sampai Agustus 2025 masih Rp 23 triliun. Dengan sisa waktu 4 bulan, dinilai memiliki tantangan tersendiri.
"Di bulan 8 ini total investasi di Sumatera Utara baru mencapai Rp 23 triliun, dengan sisa waktu efektif 3-4 bulan lagi memang ini menjadi tantangan tersendiri," jelasnya.
Investasi di Sumut sektor energi disebut harusnya Rp 38 triliun yang sudah diberikan izinnya. Namun hingga saat ini hanya Rp 2 triliun yang terealisasi.
Bobby mengungkapkan 80 persen dari Rp 38 triliun itu adalah perusahaan yang berbasis di Jakarta. Sedangkan yang asal Sumut hanya 20 persen.
"Hal-hal seperti ini banyak kendalanya terkhusus dengan masalah pendanaan, pendanaan yang ada di sektor perbankan di sini masih sangat-sangat lemah sekali bisa diakses. Yang ingin saya sampaikan adalah beberapa kegiatan beberapa unit usaha di tingkat lokal masih sangat sulit masuk ke akses perbankan, apalagi kalau baru memulai usahanya," ucapnya.
Sehingga Bobby meminta agar perbankan memberikan akses yang mudah bagi pelaku usaha untuk mengakses modal. Hal itu dinilai bakal meningkatkan nilai investasi di Sumut.
"Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami secara pemerintah daerah sangat ingin bersama-sama, berkolaborasi, tentunya dengan seluruh pihak, bagaimana kiranya seluruh pengusaha atau anak-anak kita yang mau berusaha mulai dari tingkat SMA, kuliah atau sudah tamat kuliah ini minimal mereka sudah bisa mengakses permodalan, bukan bingung mau akses kemana tapi bingung mau pilih yang mana," tutupnya.
(mjy/mjy)